Super Critical
Fluida (CO2)
1.
Gambaran diagram fasa CO2 (absis, ordinat, bagian-bagian
fasa, triple point, dan critical point)
a. Titik Tripel
Pada
titik ini semua fasa berada dalam kesetimbangan temperatur dan tekanan tetap,
maksudnya disini adalah titik pertemuan dimana titik potong dari garis-garis
kesetimbangan antara tiga fase benda berbeda, biasanya padat, cair, dan gas.
Titik tripel untuk air ada pada temperatur 0,01C dan tekanan 4,58mmHg. Titik
tripel untuk air , 276.16K digunakan dalam penentuan temperatur skala kelvin.
b. Titik Kritik
Titik
kritik adalah titik dimana bagian ujung kurva tekanan dari uap air, ini
menunjukkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, fase cair dan
gas menjadi tidak dapat dibedakan. Yang dikenal sebagai fluida superkritis.
Pada air, titik kritis ada pada sekitar 647 K dan 22,064 MPa (3.200,1 psi).
c. Absis temperatur kritik, Tc
Absis pada diagram fasa CO2 menunjukkan
temperatur pada titik kritik.
d. Ordinat tekanan kritik, Pc
Ordinat
pada diagram fasa CO2 menunjukkan tekanan pada titik kritik.
2.
Kegunaan super critical fluida dan
pelarut yang dipakai.
Zat
ini banyak digunakan terutama dalam salah satu proses pemisahan yaitu
ekstraksi. CO2 superkritik (scCO2) bersifat selektif pada
proses pemisahan, bersifat ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan
manusia. Saat ini, banyak kali penggunaan pelarut dalam industri sangat
dibatasi akibat sifatnya yang cenderung toksik, sehingga, munculnya CO2
superkritik seolah-olah menjadi jalan keluar bagi masalah ini. Selain ramah
bagi lingkungan dan tidak bersifat toksik, CO2 juga tidak mudah
terbakar sehingga lebih aman digunakan. Kelebihan lain dari CO2
adalah titik kritiknya yang relatif rendah (Tc = 31,3oC
dan Pc = 72,9 atm) dibandingkan dengan zat lain seperti air.
Ekstraksi
dengan scCO2 dapat dilakukan baik secara batch ataupun
kontinyu. scCO2 sebagai pelarut dikontakkan dengan material yang
diinginkan. Pelarut scCO2 “menarik” material tersebut hingga larut
dan terpisah dari pelarut awalnya. Campuran ini kemudian diekspansi sampai
kondisi atmosfer sehingga material yang diinginkan terpisah dari CO2
dan CO2 dapat digunakan kembali sebagai pelarut. Prinsip ini
berlaku baik pada saat ekstraksi batch ataupun kontinyu.
Hingga
saat ini, aplikasi ekstraksi dengan menggunakan scCO2 sudah merambah
dari mulai di industri makanan sampai di indsutri farmasi. Contoh aplikasinya
antara lain, ekstraksi kafein, ekstraksi dan fraksionasi minyak dan lemak
makanan, hingga pemisahan tokoferol dan antioksidan lainnya.
Aplikasi
fluida superkritik bukan hanya dalam proses pemisahan, namun masih banyak
aplikasi lain seperti katalis, produksi material plastik, hingga sebagai fluida
pembersih.
Saat ini, kebanyakan biji kopi
terdekafeinasi (tanpa kafein) diproduksi dengan bantuan karbon dioksida
superkritis. Selain itu, karbon dioksida superkritis juga dipakai untuk
keperluan-keperluan lain, seperti ekstraksi bahan-bahan alam seperti bahan obat
dari tumbuhan, untuk mengolah limbah-limbah, ekstraksi bahan makanan, dan lain
sebagainya.
3.
Fungsi Super Critical Fluida sebagai
pelarut
Fluida superkritis dapat berdifusi dalam
padatan layaknya perilaku gas atau dapat melarutkan zat lain sebagaimana
tingkah laku zat cair. Selama ini yang cukup populer digunakan dalam industri
ekstraksi senyawa bahan alam adalah fluida superkritis CO2 (karbon
dioksida). Karbon dioksida sebagai fluida superkritis mampu melarutkan senyawa
berbagai polaritas, yaitu non polar dan beberapa polar (misalnya methanol,
aseton) seperti pelarut fluorokarbon.
Dibidang
isolasi dan pengolahan bahan alam, CO2 superkritis dimanfaatkan
sebagai pelarut dalam proses ekstraksi maupun de-ekstraksi senyawa-senyawa
aktif dari tumbuhan untuk pengobatan, atau senyawa-senyawa penting untuk
industri makanan, misalnya ekstraksi minyak atsiri lemon, jahe, beta-carotene
dari tumbuh-tumbuhan atau de-ekstraksi kafein pada kopi untuk mendapatkan kopi
yang bebas kafein.
4.
Produk manufaktur ekstrak minyak
sawit merah yang kaya akan beta karoten. melalui proses ekstraksi super
kritikal fluida.
Sifat
beta karoten yang sensitif terhadap panas dan cahaya, merupakan alasan perlunya
mempelajari suatu teknik ekstraksi pada daerah superkritis suatu pelarut untuk
mengekstrak minyak sawit merah yang kaya akan beta karoten. Penelitian ini
bertujuan mempelajari teknik ekstraksi dengan fluida superkritis untuk
meningkatkan rendemen ataupun mutu minyak sawit kaya beta karoten. Buah sawit
daerah superkritikalnya dengan tekanan 3500-4500 psi pada suhu 35-45 derajat C
selama 4 jam. Pada tekanan 4500 psi, suhu 40 derajat C berhasil mengekstrak
minyak sawit dengan rasio terbesar antara rendemen dan konsumsi karbon
dioksida. Perlakuan tekanan 4500 psi pada suhu 40 derajat C dihasilkan dari
percobaan ekstraksi selama 4-7 jam. Tekanan 4500 psi pada suhu 40 derajat C
selama 5 jam berhasil mengekstrak minyak sawit merah dengan kadar beta karoten
tertinggi (efektivitas ekstraksi 69,26 persen, beta karoten terselamatkan
sebanyak 91,52 persen). Pada kondisi ini kadar asam lemak berbahaya terpekatkan
2,3 kali, dan mengandung air sebanyak 1,29 persen.
5.
Produksi
Aerogel.
Aerogel dibuat dengan mengeringkan
sebuah gel yang terdiri dari silika
koloid
dalam sebuah lingkungan yang ekstrem. Ilmuwan mulai dengan alkohol cair seperti
ethanol
dan mencampurnya dengan sebuah prekursor silikon alkoksida untuk membentuk
sebuah gel silikon dioksida
(gel
silika). Kemudian, melalui sebuah proses yang disebut pengeringan
superkritikal, alkohol disingkirkan dari gel.
Biasanya hal ini dilakukan dengan cara menukar etanol dengan karbon
dioksida cair dan kemudian membuat karbon dioksida berada di
atas titik kritis.
Hasil akhir menghilangkan seluruh cairan dari gel dan menggantikannya dengan
gas, tanpa membuat struktur gel rusak atau berkurang volumenya.
Produksi komersial dari selimut aerogel
dimulai sekitar tahun 2000. Selimut ini adalah sebuah komposit silica aerogel
dan penguatan menggunakan fiber yang mengubah aerogel yang mudah pecah menjadi
sebuah bahan yang "durabel" dan fleksibel. Sifat mekanika dan termal
dari produk ini bervariasi sesuai dengan pilihan fiber penguatnya, matriks
aerogel, dan aditif opasifikasi yang digunakan dalam komposit.
6.
Sterilisasi
Materi Biomedical.
Pada bidang-bidang biomedis, proses – proses
pembuatan modifikasi dari polymer - polymer sudah mulai bergeser dari
penggunaan pelarut organik ke penggunaan superkritis CO2.
Pemanfaatan pada bidang ini didasarkan pada sifat superkritis CO2 yang memiliki karakteristik gas. Dalam
biomedis, diperlukan material berpori yang dapat menjadi media tumbuh dari sel
dalam tubuh manusia. Dengan kemampuan difusi/penetrasi seperti gas, superkritis
CO2 dapat dengan mudah masuk ke dalam bahan polimer sehingga
terbentuk pori-pori. Dengan karakteristik seperti gas tersebut, superkritis CO2 dapat dengan mudah keluar dari material
biomedis sehingga produk -produk biomedis tidak mengandung sisa pelarut seperti
yang seringkali terjadi pada penggunaan pelarut organik.
Penelitian terbaru membuktikan Super Critical Fluida
(CO2) adalah alternative yang efektif untuk sterilisasi terminal
bahan biologis dan alat kesehatan dengan kombinasi dari PAA aditif (asam
parasetat). Super Critical Fluida (CO2) hanya tidak mensterilkan
media, karena tidak membunuh spora mikroorganisme . Selain itu, proses ini
lembut, seperti morfologi, ultrastruktur, dan profil protein mikroba yang
dilemahkan dipertahankan.
gambarnya gak bisa dilihat
BalasHapusijin share yah kak makasih
BalasHapusunited tractors balikpapan
Titanium Rod in Leg - ITIAN DART
BalasHapusThe titanium rod in leg is an item in titanium bar stock the kit and is compatible with titanium fitness any sports car and titanium iv chloride sports. · You will also titanium sponge need 2020 escape titanium a new accessory for $4.00 · In stock
tg998 nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys xu529
BalasHapus