BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memperoleh bahan pangan yang sudah
dapat dimakan, adakalanya kulit yang menempel harus dipisahkan dari permukaan
buah dan sayuran. Pemisahan kulit dari bahan pangan dapat dilakukan dengan
jalan pengupasan. Karena biasanya untuk proses pengolahan pangan, proses ini
memang dibutuhkan selanjutnya. Metode pengupasan yang digunakanpun terkadang
berbeda untuk setiap jenis bahan. Metode yang dipilih tergantung pada sifat dan
karakteristik bahan yang akan dikupas.
Cara yang dilakukan untuk pengupasan
terhadap suatu bahan pangan disesuaikan dengan bahan yang akan dikupasi. Hal
ini karena masing-masing bahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk
mengetahui lebih luas dan dalam mengenai pengupasan bahan pangan, maka perlu
adanya pembelajaran.
Bahan hasil pertanian bersifat mudah
rusak (perishable). Pengolahan hasil pertanian di samping untuk mendapatkan
cita rasa yang enak, kenampakan yang menarik dan juga ditujukan untuk usaha
pengawetan. Pengawetan tersebut dapat melalui proses pengolahan bahan pangan.
Selama pengolahan bahan pangan akan mengalami perubahan-perubahan baik secara
fisik, kimiawi maupun biokimiawi dengan adanya beberapa perlakuan. Oleh karena
perubahan-perubahan tersebut harus dikenali sebagai dasar terjadinya proses
sehingga apa yang terjadi selama pengolahan dapat dikendalikan untuk mencapai
produk dengan karakteristik yang diinginkan. Secara umum operasi pengolahan
dapat dibedakan atas operasi praproses, proses dan pasca proses.
Pengupasan merupakan operasi pra proses
yang bertujuan untuk memisahkan kulit dari bahan. Pengupasan ditujukukan untuk
memisahkan bagian yang dapat dimakan dari kulitnya dan bagian yang harus
dibuang. Pengupasan ada tiga macam cara yaitu hand peeling, aids peeling, cara
uap bertekanan, dan machine peeling.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari pengupasan ?
2. Bagaimana
melakukan pengupasan dengan metode hand peeling ?
3. Bagaimana
melakukan pengupasan dengan metode aids peeling ?
4. Bagaimana
melakukan pengupasan dengan metode uap bertekanan ?
5. Bagaimana
melakukan pengupasan dengan metode machine peeling ?
1.3 Rumusan Masalah
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaskud dengan dari pengupasan bahan pangan.
2. Mendeskripsikan
bagaimana melakukan pengupasan dengan metode hand peeling.
3. Mendeskripsikan
bagaimana melakukan pengupasan dengan metode aids peeling.
4. Mendeskripsikan
bagaimana melakukan pengupasan dengan metode uap bertekanan.
5. Mendeskripsikan
bagaimana melakukan pengupasan dengan metode machine peeling.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam
penyusunan makalah ini merupakan metode tinjauan kepustakaan yang bertujuan
untuk mempelajari buku-buku dan sumber internet yang relevan dengan masalah
yang di teliti karena penyusun tidak melakukan tinjauan secara langsung
terhadap objek pengamatan.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Bagi
Pemerintah
Bisa dijadikan sumbangsih dalam
rangka meningkatkan kualitas produk pangan dengan cara meningkatkan dan
memperketat standardisasi untuk industri pangan dan mesin atau alat yang digunakan.
2. Bagi
Dosen
Bisa dijadikan sebagai acuan dan
sumbangsih dalam mengajar terutama pada materi ini agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik di masa yang akan datang.
3. Bagi
Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian
dalam pembelajaran dan dalam rangka meningkatkan prestasi diri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengupasan
Pengupasan merupakan pra proses dalam pengolahan agar
didapatkan bahan panganyang
siap untuk dimakan. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk
menggilangkan kulit atau penutup luar buah atau sayur. Hal ini dilakuakan untuk
mengurangi dan meminimalisir terjadinya kontaminasi dan memperbaiki penampakan.
Pengupasan dikatakan efisien jika kehilangan komoditas yang dikehendaki kecil. Pembuangan kulit harus
dilakukan dengan cermat agar daging buah tidak ikut terbuang karena hal
tersebut akan mengakibatkan berkurangnya rendemen yang dihasilkan. Tujuan
pengupasan ialah membuang bagian-bagian yang tidak dapat dimakan dan tidak
diinginkan, seperti kulit, tangkai, bagian-bagian yang cacat atau busuk.
2.2 Hand Peeling
Pengupasan dengan tangan umumnya dilakukan dengan menggunakan pisau biasa
atau stainless steel. Namun, untuk mendapatkan hasil akhir yang baik sebaiknya
menggunakan pisau yang berbahan stainless steel jika akan mengupas bahan pangan
seperti buah-buahan agar tidak terjadi pewarnaan gelap yang dapat mempengaruhi
kenampakan produk. Efisiensi pengupasan rendah dan lebih efektif untuk mengupas
bahan yang berukuran besar.
Pengupasan dengan
tangan atau pisau biasanya dilakukan untuk skala kecil. Pengupasan dengan
metode ini memiliki kelebihan yaitu waktu pengupasan yang cepat, tetapi dibalik
itu semua terdapat resiko yang cukup besar akibat penggunaan metode ini.
Pengupasan dengan tangan atau pisau menghasilkan kehilangan atau loss yang cukup banyak pada bahan,
sehingga menurunkan bobot bahan atau rendemen bahan karena kemampuan pengupasan
setiap orang bereda-beda, serta menghasilkan jumlah limah yang banyak. Selain
itu pengupasan dengan metode tangan atau pisau membiarkan bahan terlalu lama
diluar atau terkena kontak langsung dengan udara, akibatnya bahan yang mudah browning
akibat udara atau teroksidasi akan beresiko dan menurunkan mutu dari abahn
tersebut. Penggunaan pisau pada metode ini juga sangat berpegaruh, apalagi
pisau jika pisau yang digunakan adalah pisau biasa, karena adanya perbedaan
kondisi antara permukaan pisau. Pada umumnya, pisau biasa kondisi
permukaannya lebih kasar daripada stainlessteel sehingga dari perbedaan
ini dapat menyebabkan bahan menjadi rusak atau terkoyak dan terjadi
proses pencoklatan, sedangkan dengan penggunaan pisau
stainlessteel berbahan halus sehingga buah tidak terkoyak dan
browning dapat diminimalisir. Perbedaan ini terlihat dari warna yang dihasikan,
penggunaan pisau stainlessteel memiliki warna yang lebih bagus
dari pada pisau biasa. Pada
piau biasa terjadi perubahan warna yang mencolok (menjadi hitam) dari pada pengupasandengan pisau stainlessteel
Pada pengupasan pisau biasa, terjadi
warna kecoklatan pada kentang yang dapat disebabkan oleh adanya reaksi antara
tanin buah dengan ion Fe+ pada pisau yang terbuat dari besi.
Oksidasi pada bahan pangan akan semakin cepat kerena adanya ion – ion besi
yang merupakan katalisator reaksi oksidasi. Reaksi tersebut menghasilkan
senyawa kompleks berwarna coklat. Sedangkan pada pengupasan menggunakan pisau
stainlessteel, pencoklatan terjadi karena adanya reaksi enzimatis dalam sel –
sel kentang bukan karena terjadinya korosi yang disebabkan oleh pisau
stainlessteel, karena pisau stainlessteel tidak mengandung ion - ion yang
dapa tmenyebabkan korosi jika bertemu dengan tanin ion - ion yang
dapat bereaksi dengan tanin adalah Ca2+, Mg2+,Fe2+.
2.3
Aids Peeling
Pengupasan dengan bantuan perlakuan
pendahuluan. Cara pengupasan ini melibatkan perlakuan-perlakuan :
a. Scalding
Cara pengupasan scalding yaitu
untuk melepaskan atau mempermudah lepasnya kulit dengan cara merendam bahan
dalam air mendidih dengan waktu singkat. Selanjutnya bahan direndam dalam air
dingin agar bahan tersebut tidak terjadi pemanasan bahan. Setelah itu bahan
ditiriskan dan dikupas.
Pengupasan dengan air mendidih,
dilakuakan dengan memasukan bahan pada air yang telah mendidih dengan watru
tertentu, setelah itu dimasukan kedalam air dingin, hal ini bertujuan untuk
membuat kulit buah menjadi retak dan pengelupasan kulit dapat dilakuakn dengan
tangan. Pengupasan dengan uap dilakuakn dengan menyimpan bahan diatas cawan
yang dibawahnya telah disiapkan air mendidih dalam gelas kimia, setelah itu
dilakukan pengupasan dengan air mengalir.
b. Steaming
Cara pengupasan streaming ini
hampir sama dengan scalding. Perendaman digunakan dengan uap air yang panas dan
dilakukan delama 1-2 menit.
c. Flame
peeling
Proses ini dilakukan dengan
melewatkan bahan melalui nyala api sehingga kulit bahan akan mengkerut dan
mudah dilepaskan dari bahan dengan menggunakan tangan atau dengan menyemprot
air. Cara ini yang terbuang lebih sedikit.
d. Lye
peeling
Cara ini banyak dilakukan untuk
pengupasan buah-buahan dan sayuran dan memeberikan hasil yang optimal. Proses
pengupasan adalah dengan melewatkan atau merendamkan bahan ke dalam larutan panas
sodium hidroksida atau NaOH 2,5%. Larutan tersebut menyebabkan kulit bahan
terpisah dari bagian daging. Bagian ini tidak larut dalam larutan biasa.
Efektivitas dari pengupasan ini apabila dilakukan dengan pengadukan dan susu
yang cukup tinggi.
Konsentrasi larutan dan waktu
perendaman tergantung pada macam dan kualitas bahan yang dikupas. Karena itu
perlu diperhatikan keseragaman ukuran maupun kematangan bahan. Bahan yang
kurang matang sebaiknya konsentrasi larutan lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan yang sudah masak.
Perendaman dapat dilakukan selama
1-5 menit, kemudian bahan langsung dicuci agar tidak terjadi penetrasi bahan
larutan pada bagian bahan yang dapat dimakan, juga menghilangkan residu larutan
basa. Di samping itu untuk mencegah terjadinya hilangnya flavor dan warna. Alat
untuk lye peeling digunakan tangka
larutan perendaman dan alat pemindah bahan. Alat dibuat dari granit karena
bahan granit lebih tahan terhadap larutan basa. Larutan basa akan reaktif pada
bahan kayu atau alumunium.
Pengupasan dengan latutan alkali
banyak dilakukan terhadap buah dan sayur dan hasilnya cukup memuaskan, bahan
direndam dalam laruran NaOH selama 5 menit yang telah mendidih, setelah itu
cuci diair mengalir dan di tetesi oleh PP (phenolphtalein) hingga warna merah
hilang, hal ini bertujuan untuk memastikan larutan NaOH sudah benar-benar
bersih dengan pencucian menggunakan air, hingga bahan benar-benar bersih dari
residu alkali. Konsentrasi larutan alkali yang digunakan serta lama pencelupan
tergantung pada jenis dan kematangan buah. Bahan yang masih menrtah cenderung
memerlukan konsentarsi alkali yang lebih tinggi dibandingkan yang telah matang.
Jika bahan yang akan dikupas dicelupkan terlebih dahulu dalam air mendidih,
maka konsentrasi alkali yang digunakan dapat lebuh rendah. Cara pengupasan ini
efisien, tetapi memerlukan air yang banyak. Alat yang digunakan pada pencucian
dengan alkali harus bebas dari aluminium, kekuningan, seng, timbal, timah,
kayu, kobalt mapun perunggu, karena NaOH akan merusak bahan-bahan.
Larutan alkali dipilih sebagai bahan untuk
pengupasan bahan karena larutan alkali lebih mudah melunakan bahan, karena
larutan alkali atau NaOH yang dididihkan lebih mudah masuk kedalam bahan,
sehingga bahan menjadi lunak. Kadar NaOH yang masih dikategorikan aman untuk
tubuh yakni 1-3%, oleh karena itu metode ini masih dapat digunakan dan aman
walau menggunakan bahan kimia, asalnya tetap diperhatikan dosis dan konsentrasi
larutan alkali tersebut. Walaupun penggunaan larutan alkali relatif aman, tetap
ada kelemahan yang ditimbulkan oleh larutan alkali ini, dinataranya
berkurangnya kadar vitamin C. Proses perendaman dengan larutan NaOH agar kulit
arinya dapat terkelupas dengan mudah terjadi karena kulit ari mengandung
selulosa yang merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama dengan
hemiselulosa juga pektin , dan protopektin yang akan membentuk stuktur
jaringan yang memperkuat dinding sel. Apabila bahan yang mempunyai kulit ari
direndam pada NaOH maka hemiselulosanya akan larutdan jaringan yang
memperkuat dinding sel akan merenggang, sehingga menyebabkan kulit ari akan
sangat mudah terkelupas (Utomo, 2009).
Metode yang umumnya
digunakan adalah high-temperature yakni suhu larutan di atas 71oC,
dan low-temperature yaitu suhu larutan antara 48 sampai 71oC. Metode
high temperature umumnya digunakan pada buah atau sayuran yangm emiliki
struktur buah agak lunak hingga keras, seperti apel, peach dan kentang,sehingga
perlakuan suhu yang cukup tinggi tidak akan menghancurkan buah atau sayuran,
sedangkan low temperature umumnya digunakan pada buah atau sayuran yangmemiliki
kulit luar tipis dan struktur fisik buah yang lunak, seperti jeruk. Pada
carapengelupasan dengan larutan NaOH, bahan biasanya direndam dalam larutan
tersebut,kemudian dicuci dengan air yang telah ditambah asam.
Indikator yang digunakan pada metode ini adalah phenolphtalein, indikator ini
dapat diganti asalkan memiliki range pH indikator yang masuk atau berada pada
pH larutan alkali tersebut, jika ingin mengganti indikator sebaiknya latutan
alkali diganti juga (Nurul,2012).
Protopektin
merupakan istilah senyawa-senyawa pectin yang tidal larut, yang banyak terdapat
pada jaringan tanaman yang masih muda, hal itu mengapa dibutuhkan konsentrasi
larutan NaOH yang lebih tinggi untuk dapat mengelupaskan kulit dari bahan
makanan yang masih muda atau belum masak. Bila jaringan-jaringan tanaman ini
dipanaskan di dalam air yang juga mengandung basa maka protopektin dapat diubah
menjadi pectin yang dapat terdispersi oleh air, sehingga jaringan-jaringan
tanaman itu menjadi lunak, empuk dan kulitnya mudah terkelupas (Winarno, 2004)
Cara
pengupasan dengan alkali lebih efektif dibandingkan pengupasan dengan tangan,
tetapi memerlukan air dalam jumlah banyak serta menghasilkan limbah yang
mengandung alkali. Alat yang digunakan untuk pengupasan dengan larutan alkali
harus bebas dari aluminium, kuningan, seng, timbal, timbal, kayu, kobalt maupun
perunggu karena NaOH akan merusak bahan-bahan tersebut. Untuk keperluan ini
diperlukan granit. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik kadang-kadang larutan
alkali ditambahkan soda abu atau bahan pembasah (wetting agent), kadang-kadang bahan dicelupkan dalam larutan asam
setelah dicuci. Contoh nuah yang dapat dikupas dengan alkali adalah peach, pear
dan tomat, sayuran seperti kentang, bit, wortel, dan bawang.
2.4 Pengupasan Cara Uap Bertekanan
Pengupasan
ini dapat dilakuakan dengan menggunakan uap bertekanan yang dilakukan dengan
tekanan 1500 Kpa selama 15-30 detik. Kemudian dapat diikuti dsengan
penyemprotan dengan air. Cara ini dapat dilakukan pada ketela rambat, beet dll.
Cara pengupasan dengan cara lain lagi yaitu dengan cara Flame Peeling, namun cara ini dapat ,mengakibatkan kehilangan
komposisi bahan sebesar 9%, sebab cara ini dilakukan dengan pemanasan pada suhu
1000oC yang dilakukan dengan penyemprotan air. Biasanya cara ini
dilakukan pada bahan-bahan seperti bawang putih, kentang, ketela rambat dan
beet.
2.5 Machine Peeling
Pengupasan dengan mesin, pengupasan secara
mekanis berdasarkan abrasi terutama pada kentang, umbi-umbian, wortel dan
lain-lain. Alat ini dapat bekerja secara kontinyu dan batch. Alat pengupas ini
terdiri dari suatu lempengan yang permukaannya kasar yang berputar dan
bersinggungan langsung dengan permukaan bahan sehingga kulit terkupas. Adanya gesekan antara bahan
dengan permukaan kasar akan menyebabkan mengelupasnya kulit buah. Untuk buah dengan bentuk yang tidak
beraturan, maka akan dihasilkan limbah dalam jumlah yang lebih besar, tetapi
keuntungannya proses pengupasan menjadi relatif lebih cepat.
Adapun beberapa contoh mesin
pengupas bahan pangan, diantaranya adalah :
a.
Mesin pengupas kulit kopi
Cara Kerja Mesin Mesin pengupas
kulit kopi ini akan bekerja ketika motor dihidupkan maka motor akan memutar
puli putaran tersebut diteruskan oleh belt untuk memutar puli pengupas yang
terpasang pada poros, pengupas akan berputar dan poros memutar roda gigi untuk
menggerakkan rol masuk kopi dan kopi siap untuk dimasukan kedalam hopper,
setelah didalam hopper maka kopi akan menuju kepengupasan melalui rol masuk dan
keluar melalui saluran keluar.
Mekanisme yang bekerja pada sistem
transmisi ini, berawal dari motor penggerak di transmisikan ke puli motor, yang
kemudian dengan menggunakan belt akan di transmisikan ke puli poros pengupas
dan selanjutnya akan di distribusikan ke poros pengupas yang akan berputar
untuk mengelupas kulit kopi didalam bak penampung.
Gambar 1. Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Kopi
b. Mesin
pengupas kacang kedelai
Prinsip kerja mesin ini menggunakan
daya yang dihasilkan oleh motor listrik, putaran motor ini diperkecil dengan
menggunakan pully poros silinder pengupas. Dapi poros silinder pengupas ini
penghantar kacang kedelai yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengupas dengan
adanya gesekan dengan dinding ruang pengupas dengan adanya gravitasi maka biji
dan kulit kedelai jatuh kebawah, dihantar langsung menuju ruang pemisah akibat
adanya kemiringan 15o derajat.
Untuk memisahkan kulit dengan
kacang kedelai, maka digunakan blower, digerakkan oleh pulley pada poros utama
sebagai driver. Blower ini akan menghasilkan hembusan angina yang dapat meniup
atau memisahkan kulit kacang kedelai. Karena kulit kedelai ini lebih ringan
dibandingkan biji kacang kedelai, biji akan terpisah langsung dengan kulit
akibat putaran blower.
Kacang kedelai mempunyai kulit,
untuk memisahkan kulitnya diperlukan proses pengupasan/gesekan dan pemisahan
setelah dikupas dengan bantuan poros silinder pengupas pada ruang pengupas yang
sedang berputar dengan poros yang sama pada poros silinder pengupas, sehingga
kacang kedelai termanfaat/bergesek dengan ruang pengupas, maka dengan
sendirinya kacang kedelai akan terpisah dan dihembuskan oleh blower. Seperti
pada gambar 2. Untuk mendapatkan kapasitas pengupasan dan pemisahan yang lebih
besar maka putaran dari screw harus dipercepat.
Prinsip kerja alat silinder
pengupas ini seperti gambar 2. Adalah menggesekan dan menekan bahan-bahan yang
dimasukkan kedalamnya dengan memanfaatkan bentuk silinder pengupas dan merubah
volume tempat laluan bahan yang akan dikupas. Sesuai dengan persamaan berikut :
dimana adalah masa jenis bahan yang akan atau telah
ditekan, m adalah massa bahan, v adalah volume laluan dari bahan yang akan
ditekan. Jika suatu bahan dalam hal ini kepala parutan yang masih gembur
dimasukkan dengan massa m dan volume v, dengan melakukan beberapa perubahan
dari ukuran ulir yang dilalui oleh kacang kedelai. Disamping itu agar proses
kerja mesin ini antara putara pengupasan dan silinder penghembusan harus
diseimbangkan, karena besarnya putaran dari kedua proses tersebut berlainan.
Untuk menggerakkan mesin dapat digunakan motor penggerak atau engine dengan tenaga
yang lebih besar. Untuk mesin pengupasan dan pemisahan yang bekerja dalam satu
rangkaian unit putaran antara silinder pengupasan dan pemisahan.
Gambar 2. Mesin Pengupas Kacang Kedelai
c.
Mesin pengupas
kulit luar kacang bogor
Cara kerja dari mesin pengupas kulit luar kacang bogor
ini adalah sebagai berikut : (a)
Kacang
yang
siap
untuk
dikupas
dimasukkan ke dalamcorong
penampungan (hoper); (b) Dari corong penampungan sedikit demi sedikit kacang
akanjatuhmunuju pisau pengupas,
di sinilah proses utama dari proses pengupasan kulitluar kacang bogor;
(c)
Terkupasnya kulitluar kacang terjadi
karena
memanfaatkan
gesekan
antara
kulitluar
kacang
dengan
kedua
pisau
pengupas
yang berada di atas dan dibawah kacang; (d) Setelahmelewati
pisau pengupas (dengan asumsi
kulitluar kacang telah terkelupas), kacang beserta kulit akan keluar melaluilubang keluaran; (e) Darilubang keluaran kacang akan ditampung dalambak
penampungan;
(f) Untuk dapat
memisahkan antara kulit
luar kacang dengan
kacang yang telah terkelupas, perlu dilakukan perendaman dengan air yang selanjutnya kacang dapat digunakan untuk proses selanjutnya.
Gambar
3. Bagian-bagian mesin pengupas kulit luar kacang bogor.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengupasan
adalah membuang bagian-bagian yang tidak dapat dimakan dan tidak diinginkan,
seperti kulit, tangkai, bagian-bagian yang cacat atau busuk.
2. Hand
peeling adalah Pengupasan dengan tangan umumnya dilakukan dengan menggunakan pisau biasa
atau stainless steel.
3. Aids
peeling adalah pengupasan dengan bantuan perlakuan pendahuluan. Cara pengupasan
ini melibatkan perlakuan-perlakuan : scalding, staming, dan lye peeling.
4. Pengupasan
uap bertekanan adalah pengupasan yang dilakukan dengan menggunakan uap bertekanan yang dilakukan dengan
tekanan 1500 Kpa selama 15-30 detik.
5. Machine peeling adalah cara pengupasan dengan
menggunakan alat yaitu mesin misalnya mesin pengupas kulit kopi, mesin pengupas
kacang kedelai, dan mesin pengupas kulit luar kacang bogor.
Daftar Pustaka
Herliani,
Leni. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan.
Bandung : Alfabeta
Winarno,
F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
terima kasih, izin copas ye
BalasHapusArtikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: 1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah karena layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000 untuk luncurkan bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.
BalasHapusmakalah nya membantu sekali kak
BalasHapusfungsi baterai