SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
Nur
Aini Solihat
133020382
Jurusan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Sifat koligatif
larutan
adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat
terlarutnya (Anonim, 2013). Kenaikan titik didih adalah bertambahnya titik
didih larutan relatif terhadap titik didih peralut murninya (Anonim, 2012). Penurunan titik beku adalah
berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut
murninya (Anonim, 2012). Penurunan
tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap dalam suatu larutan relatif terhadap
tekanan uap pelarut murninya (Anonim, 2012). Tekanan osmosis adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada
larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui
selaput semi permeabel. (Anonim, 2012).
Tujuan percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan
penurunan tekanan uap, titik beku larutan, menentukan titik didih, dan
menentukan tekanan osmotik suatu larutan. Prinsip percobaan sifat koligatif larutan adalah berdasarkan
hokum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding
dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode molaritas. Dari percobaan sifat koligatif
larutan dengan sampel air didapatkan titik didih Tb sebesar 92oC dan
titik beku Tf sebesar 0oC. Dengan metode penurunan titik beku dengan
sampel larutan gula A 0,5 gram didapatkan titik beku Tf sebesar -0,5oC,
penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf sebesar 0,5oC,
penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,543oC, sampel
larutan gula B 0,25 gram didapatkan titik beku Tf sebesar 0oC,
penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf sebesar 0oC,
penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,27oC. Dengan
metode kenaikan titik didih dengan sampel larutan gula 2,5 gram didapatkan
titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih berdasarkan
praktikum ∆Tb sebesar 9oC, kenaikan titik didih berdasarkan teori
∆Tb sebesar 0,076oC, sampel larutan garam 2,5 gram didapatkan titik
didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih berdasarkan praktikum
∆Tb sebesar 11oC, kenaikan titik didih berdasarkan teori ∆Td sebesar
0,88oC.
Key
Word : Sifat Koligatif Larutan, Tujuan Percobaan, Prinsip
Percobaan, Hasil Pengamatan
PENDAHULUAN
Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit (Anonim, 2013).
Kenaikan
titik didih adalah bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik
didih peralut murninya. Titik didih larutan adalah suhu di mana tekanan uap
larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni (Anonim, 2012).
Penurunan
titik beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik
beku pelarut murninya. Titik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap
larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni padat (Anonim, 2012).
Penurunan
tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap dalam suatu larutan relatif
terhadap tekanan uap pelarut murninya. Tekanan uap adalah tekanan gas yang berada
di atas zat cair dalam tempat tertutup, di mana gas dan zat cair berada dalam
kesetimbangan dinamis (Anonim, 2012).
Tekanan
osmosis adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk
menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi
permeabel. Atau tekanan osmosis adalah tekanan luar yang diberikan pada larutan
untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi
permeabel (Anonim, 2012).
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan sifat koligatif larutan adalah H2O,
garam, gula pasir. Alat yang digunakan pada percobaan sifat koligatif larutan
adalah gelas kimia, klem, statif, thermometer, tabung reaksi, kaki tiga,
bunsen, dan batang pengaduk.
Metode Percobaan Kenaikan Titik Didih
Gambar
1. Metode Penentuan Penurunan Titik Didih Sukrosa dan Garam
Metode Percobaan Penurunan Titik Beku
Gambar
2. Metode Penentuan Titik Beku Sukrosa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Penurunan Titik
Didih dan Kenaikan TitikBeku
Sampel
|
Tb
|
Tf
|
Berdasarkan Praktikum
|
Berdasarkan Teori
|
||
∆Tb
|
∆Tf
|
∆Tb
|
∆Tf
|
|||
Air
|
92oC
|
0 oC
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Larutan gula A 0,5 gram
|
-
|
-0,5 oC
|
-
|
0,5 oC
|
-
|
0,543 oC
|
Larutan gula B 0,25 gram
|
-
|
0 oC
|
-
|
0 oC
|
-
|
0,27 oC
|
Larutan gula
|
91 oC
|
-
|
9 oC
|
-
|
0,076 oC
|
-
|
Larutan garam
|
89 oC
|
-
|
11 oC
|
-
|
0,89 oC
|
-
|
(Sumber,
Nur Aini Solihat, Meja 1, Kelompok P, 2013)
Gambar
3. Grafik Kenaikan Titik Didih
Gambar
4. Grafik Penurunan Titik Beku
Dari
percobaan sifat koligatif larutan dengan sampel air didapatkan titik didih Tb
sebesar 92oC dan titik beku Tf sebesar 0oC. Dengan metode
penurunan titik beku dengan sampel larutan gula A 0,5 gram didapatkan titik
beku Tf sebesar -0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum
∆Tf sebesar 0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf
sebesar 0,543oC, sampel larutan gula B 0,25 gram didapatkan titik
beku Tf sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf
sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,27oC.
Dengan metode kenaikan titik didih dengan sampel larutan gula 2,5 gram
didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih
berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 9oC, kenaikan titik didih
berdasarkan teori ∆Tb sebesar 0,076oC, sampel larutan garam 2,5 gram
didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih
berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 11oC, kenaikan titik didih
berdasarkan teori ∆Td sebesar 0,88oC.
Faktor
kesalahan yang terjadi pada percobaan sifat koligatif larutan adalah kesalahan
melihat skala pada thermometer, thermometer menyentuh dinding atau alas
sehingga tidak mengukur suhu larutan, pada percobaan kenaikan titik beku gula
tidak sampai beku sempurna.
Diantara
garam, air dan gula yang mempunyai kenikan titik didih terendah adalah garam
karena garam adalah larutan elektrolit dan yang mempunyai titik didih tertinggi
adalah air karena pada ketetapannya air mempunyai titik didih 100oC
.
Hasil
percobaan titik didih larutan gula berbeda dengan larutan garam, yang jumlah
beratnya sama,
Kenaikan titik didih larutan gula < dari pada
kenaikan titik didih larutan NaCl, Karena larutan NaCl merupakan larutan
elektrolit yang dipengaruhi dengan faktor Van’thoff sehingga titik didih
larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit (Sumiati, 2013).
Diantara
larutan gula A 0,5 gram dan larutan gula B 0,25 gram yang mempunyai titik beku
paling rendah adalah larutan gula B, karena semakin sedikit konsentrasi suatu
pelarut semakin rendah titik bekunya.
Fungsi
penambahan garam dalam es batu akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang
mengakibatkan semakin rendah titik bekunya (Syanisha, 2012).
Berdasarkan
data yang kami dapatakan saat melakukan percobaan, terdapat perbedaan titik
beku antara larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit. Perbedaan titik
beku kedua larutan tersebut dikarenakan jumlah partikel yang berbeda.larutan
elektrolit akan mengion atau terurai menjadi
ion – ion, sehingga jumlahnya partikelnya lebih banyak, tetapi larutan
nonelektrolit tidak akan mengion,
sehingga jumlah partikelnya tidak akan berubah, setelah dilarutkan/ jumlahnya
lebih sedikit. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat larutan
elektrolit lebih sukar membeku, sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah,
dan waktu yang lama. Hal inilah yang membuat titik beku larutan elektrolit
lebih rendah (Permana, 2011).
Dari
percobaan titik beku larutan didapatkan titik beku larutan lebih rendah dari
titik beku pelarut.
Titik beku merupakan salah satu sifat
koligatif suatu larutan, dari pengertian sifat koligatif yaitu sifat – sifat
larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel terlarutnya (Purba,2007). Berdasarkan teori tersebut, dan
hasil data yang kami peroleh ( Titik beku antara larutan NaCl 1 m dengan
larutan NaCl 2 m), kami dapat analisa bahwa semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka
semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat
terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi .
Hal ini disebabkan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, mempunyai
jumlah partikel yang lebih banyak sehingga lebih sukar untuk membuat tekanan
padatannya sama dengan tekanan uap cairannya. Sehingga titik beku larutan
tersebut lebih rendah atau peristiwa saat larutan tersebut mulai membeku lebih
lama (Pramana, 2011)
Faktor
– faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah pertama konsentrasi
larutan, semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka
semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat
terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi ,
kedua keelektrolitan Larutan, larutan elektrolit akan semakin sukar membeku
(titik beku lebih rendah) daripada larutan non elektrolit, ketiga jumlah
partikel, semakin banyak jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin
rendah, dan semakin sedikit jumlah partikel maka titik didih semakin tinggi (Pramana,
2011).
Faktor yang
mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas) Hasil
eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin
besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih
larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti
dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil
dibandingkan titik beku pelarutnya.. Hal yang berpengaruh
pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak
dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol
terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut
yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan
dengan faktor ionisasi larutan (Sumiati, 2013).
Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit
(Anonim, 2013).
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik
didih. Jadi, titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan
mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah
konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan
kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan
terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih,
tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari
besarnya tekanan atmosfer. Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat
digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik
antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat,
titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya
rendah (Brady, 1999).
Kenaikan
titik didih adalah bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik
didih peralut murninya. Titik didih larutan adalah suhu di mana tekanan uap
larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni (Anonim, 2012).
Titik
Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin besar
tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan
temperatur udara standar (76 cmHg, 25ºC) titik didih air sebesar 100ºC. Artinya
pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama
dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 760 mmHg
(tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada tekanan udara luar 760
mmHg disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat
tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang diberikan
pada permukaan cairan). Dari definisi ini kita ketahui bahwa titik didih cairan
bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan. Itulah sebabnya, titik
didih air di gunung berbeda dengan di pantai. Pada saat tekanan uap sama dengan
tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap dalam cairan bergerak ke
permukaan dan masuk fase gas (Raharjo, 2010).
Pengertian titik beku, adalah waktu
dimana benda cair akan membeku pada suhu yang tetap. Suhu dimana benda tersebut
membeku dinamakan titik beku. Hal ini dapat kita lihat pada lilin yang membeku
karena tak lagi menerima panas atau dengan kata lain lilin tersebut melepaskan
kalor (Dede, 2013).
Penurunan
titik beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik
beku pelarut murninya. Titik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap
larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni padat (Anonim, 2012).
Penurunan
tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap dalam suatu larutan relatif
terhadap tekanan uap pelarut murninya. Tekanan uap adalah tekanan gas yang
berada di atas zat cair dalam tempat tertutup, di mana gas dan zat cair berada
dalam kesetimbangan dinamis (Anonim, 2012).
Tekanan
osmosis adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk
menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi
permeabel. Atau tekanan osmosis adalah tekanan luar yang diberikan pada larutan
untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi
permeabel (Anonim, 2012).
Osmosis
Balik ( reverse osmosis )Tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan aliran pelarut dari larutan encer ( atau pelarut murni ) ke
larutan lebih pekat. Namun, jika tekanan yang diberikan lebih besar dari
tekanan osmosis maka akan terjadi aliran balik. Pelarut akan dipaksa mengalir
dari larutan lebih pekat ke larutan lebih encer ( atau pelarut murni ).
Pemberian tekanan berlebih dikenal dengan istilah osmosis balik ( reverse
osmosis ). osmosis balik sangat berguna. contohnya dalam proses desalinasi air
larut untuk mendapatkan air tawar (Anonim, 2012).
Aplikasi
dalam bidang pangan untuk penurunan titik beku adalah dalam pembuatan eskrim
yang ditambah garam, untuk kenaikan titik didih adalah dalam proses
penggorengan yang menggunakan vacuum trying, untuk tekanan osmotik dipergunakan
dalam pembuatan asinan.
KESIMPULAN
Dari
percobaan sifat koligatif larutan dengan sampel air didapatkan titik didih Tb
sebesar 92oC dan titik beku Tf sebesar 0oC. Dengan metode
penurunan titik beku dengan sampel larutan gula A 0,5 gram didapatkan titik
beku Tf sebesar -0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum
∆Tf sebesar 0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf
sebesar 0,543oC, sampel larutan gula B 0,25 gram didapatkan titik
beku Tf sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf
sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,27oC.
Dengan metode kenaikan titik didih dengan sampel larutan gula 2,5 gram
didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih
berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 9oC, kenaikan titik didih
berdasarkan teori ∆Tb sebesar 0,076oC, sampel larutan garam 2,5 gram
didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih
berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 11oC, kenaikan titik didih
berdasarkan teori ∆Td sebesar 0,88oC.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Sifat
Koligatif Larutan http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan. Diakses : 10 Desember 2013
Brady, E., James,
(1999), Kimia Universitas Asas dan
Struktur, Binarupa Aksara : Jakarta
Dede. 2013. Pengertian
Titik Didih Titik Lebur http://ddsulai.blogspot.com. Diakses : 10
Desember 2013
Pramana, Eddy. 2011. Mengukur
Titik Beku Larutan Elektrolit. http://eddy-smansa.blogspot.com.
Diakses
: 10 Desember 2013
Sumiyati, Anis. 2013. Laporan Hasil Praktikum Kenaikan Titik. http://sumiyatianis.blogspot.com
Diakses
: 10 Desember 2013
Syanisha, Ineke. 2012. Mengukur Titik Beku Larutan http://inekesyanisha.blogspot.com.
Diakses
: 10 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar