Jumat, 25 Juli 2014

Laporan Praktikum Kimia Dasar Reaksi-Reaksi Kimia



REAKSI-REAKSI KIMIA

Nur Aini Solihat

133020382
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

ABSTRAK

Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang mengakibatkan perubahan struktur dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi bereaksi menghasilkan senyawa baru (produk). Dalam ilmu kimia reaksi itu merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat – sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Sifat – sifat kimia, kemudian di catat sebagai data kuantitatif. Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) darizat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. (Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012). Hasil pengamatan dari praktikum reaksi-reaksi kimia dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan reaksi-reaksi kimia adalah dengan adanya perubahan dari percampuran dua reaksi atau lebih, baik perubahan warna, suhu, bau, endapan, dan adanya gas.

Key Words: Reaksi Kimia, Indikasi Kimia, dan Perubahan yang Terjadi.


PENDAHULUAN
Reaksi kimia (chemical reaction) yaitu suatu proses dimana zat atau senyawa diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru. Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, para kimiawan menggunakan cara standar untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia. Persamaan kimia (chemical equation) menggunakan lambang kimia untuk menunjukan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung.
Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) darizat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. Perinsip percobaan adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih.
Perinsip percobaan adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih. Molekul yang kecil atau atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang di temukan oleh Lavoisier: “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama” dan berdasarkan Hukum Perbandungan Tetap (Hukum Proust) : “Dalam setiap persenyawaan perbandingan massa unsur-unsur selalu tetap”. Berdasarkan bronsted Lowry : “Asam sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton dan basa sebagai setiap zat sembarang yang menerima proton”.

METODOLOGI
Alat Yang Digunakan
                Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah  tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, penjepit tabung, pipa U, bunsen, kertas lakmus, botol semprot, neraca digital, tisyu, korek api.

Bahan Yang Digunakan
                Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH , HCl, CH3COOH, K2CrO4 ,K2CrO7, Al2(SO4)3, NH4OH, ZnSO4, (NH4)2SO4, Pb(NO3)2, NaCl, AgNO3, BaCl2, CaCO3, Ba(OH)2, H2C2O4, H2SO4, KMnO4, Besi (II) / Fe2+, CuSO4, Besi (III) / Fe3+,,KSCN, Na3PO4,  phenolphthalein (PP), metil merah (MM).

Metode Percobaan

Tabel 1. Metode Percobaan Reaksi Reaksi Kimia
No
Reaksi
1.
a. 1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes phenolphthalein (pp)
b. 1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes metil merah (MM)
c. HCl 1 M + 1 tetes phenolphthalein (pp)
d. HCl 1 M + 1 tetes metil merah (MM)
2.
a. 1 ml CH3COOH 0,05 M + 1 tetes phenolphthalein (pp)
b. 1 ml CH3COOH 0,05 M + 1 tetes metil merah (MM)
c. 1 ml NaOH 2 M + 1 tetes phenolphthalein (pp)
d. 1 ml NaOH 2 M + 1 tetes metil merah (MM)
3.
a. 1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml HCl 0,1 M (pp)
b. 1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml HCl 0,1 M (mm)
c. 1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml CH3COOH 0,5 M
d. 1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml CH3COOH 0,5 M (mm)
4.
a. 1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml HCl 0,1 M
b. 1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml NaOH 0,05 M
5.
a. 1 ml K2Cr2O7 1 M + 1 ml HCl 0,1 M
b. 1 ml K2Cr2O7 1 M + 1 ml NaOH 0,05 M
6.
1 ml Al2(SO4)3 0,1 M  + 5 tetes NaOH 1 M
7.
1 ml Al2(SO4)3 + 5 tetes NaOH  + ±30 tetes NH4OH
8.
a. 1  ml ZnSO4 0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M

b. 1  ml ZnSO4 0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M + ±30 tetes NH4OH
9.
Tabung pertama : 4 ml (NH4)2SO4 + NaOH 1 ml
Tabung kedua     : Lakmus merah
10.
1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 ml NaCl 0,1 M        dipanaskan dan amati
11.
1 ml NaCl 0,5 M + 10 tetes AgNO3
12.
1 ml BaCl2 0,1 M + 1ml K2CrO4 0,1 M
13.
1 ml BaCl2  0,1 M + 1 ml K2Cr2O7 0,1 M
14.
1 ml BaCl2  0,1 M   +  1 ml HCl 0,1 M + 1 ml  K2CrO4 0,1 M
15.
Tabung pertama : 1 gram CaCO3 + HCl
Tabung kedua     : Ba(OH)2
16.
1 ml H2C2O4 0,1 M + 2 tetes H2SO4 + 8 tetes KMnO4 0,05 M
17.
1 ml Fe2+ 0,1 M + 2 tetes H2C2O4 + 3 tetes KMnO4 0,05 M
18.
1 ml CuSO4 0,05 M + ±30 tetes  NaOH 1 M
19.
1 ml CuSO4 0,05 M + ± 26 tetes NH4OH 1 M
20.
Tabung pertama : 2 ml Fe3+ 0,1 M + 2 ml KSCN 0,1 M + 1 ml Na3PO4
Tabung kedua     : 2 ml Fe3+ 0,1 M + 2 ml KSCN 0,1 M
(Sumber: Nur Aini Solihat, Kelompok P, Meja 1, 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Hasil Pengamatan Reaksi Kimia
No
Reaksi
Hasil Reaksi
1.
a.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes phenolphthalein (pp)
Warna larutan : Pink
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes metil merah   (MM)
Warna larutan : Kuning
Endapan         : -
Gas                 : -
c.HCl 1 M +
  1 tetes phenolphthalein (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
d.HCl 1 M +
  1 tetes metil merah
  (MM)
Warna larutan : Merah muda
Endapan         : -
Gas                 : -
2.
a.1 ml CH3COOH 0,05 M +
    1 tetes phenolphthalein (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml CH3COOH 0,05 M +
    1 tetes metil merah (MM)
Warna larutan : Merah muda
Endapan         : -
Gas                 : -
c.1 ml NaOH 2 M +
   1 tetes  phenolphthalein (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
d.1 ml NaOH 2 M +
   1 tetes metil merah (MM)
Warna larutan : Kuning
Endapan         : -
Gas                 : -
3.
a.1 ml NaOH 0,05 M (pp) +
     1 ml HCl 0,1 M (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml HCl 0,1 M (mm)
Warna larutan : Merah muda
Endapan         : -
Gas                 : -
c.1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml CH3COOH 0,5 M
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
d.1 ml NaOH 0,05 M (mm) +
    1 ml CH3COOH 0,5 M (mm)
Warna larutan : Orange
Endapan         : -
Gas                 : -
4.
a.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml HCl 0,1 M
Warna larutan : Orange
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml NaOH
   0,05 M
Warna larutan : Kuning
Endapan         : -
Gas                 : -

5.
a.1 ml K2Cr2O7 1 M +
   1 ml HCl 0,1 M
Warna larutan : Orange gelap
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml K2Cr2O7 1 M +
   1 ml NaOH 0,05 M
Warna larutan : Orange muda
Endapan         : -
Gas                 : -
6.
1 ml Al2(SO4)3 0,1 M  + 5 tetes NaOH 1 M
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : Putih
Gas                 : -
7.
1 ml Al2(SO4)3 +
5 tetes NaOH  +
±30 tetes NH4OH
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : Putih
Gas                 : -
8.
a. 1  ml ZnSO4 0,1 M   +  5 tetes
     NaOH 1 M
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : Putih
Gas                 : -

b. 1  ml ZnSO4 0,1 M   +  5 tetes NaOH 1 M + ±30 tetes NH4OH
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : Putih
Gas                 : -
9.
Tabung pertama :
    4 ml (NH4)2SO4 + NaOH 1 ml
Tabung kedua     : Lakmus merah
Tabung pertama 
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
Tabung kedua : Lakmus tetap
10.
1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 ml NaCl 0,1 M
        dipanaskan dan amati
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
Tidak terjadi perubahan
ketika sudah dipanaskan
11.
1 ml NaCl 0,5 M +
10 tetes AgNO3
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : Putih
Gas                 : -
12.
1 ml BaCl2 0,1 M +
1ml K2CrO4 0,1 M
Warna larutan : Kuning susu
Endapan         : Kuning
Gas                 : -
13.
1 ml BaCl2  0,1 M +
1 ml K2Cr2O7 0,1 M
Warna larutan : Kuning bening
Endapan         : Kuning
Gas                 : -
14.
1 ml BaCl2  0,1 M   +
1 ml HCl 0,1 M +
1 ml  K2CrO4 0,1 M
Warna larutan : Kuning keorangean
Endapan         : -
Gas                 : -
15.
Tabung pertama : 1 gram CaCO3 + HCl
Tabung kedua     : Ba(OH)2





Tabung pertama
Warna larutan : Putih susu
Endapan         : -
Gas                 : -
Tabung kedua
Warna larutan : (Bening )
Endapan         : Putih
Gas                 : -
16.
1 ml H2C2O4 0,1 M +
2 tetes H2SO4 +
8 tetes KMnO4
0,05 M
Warna larutan : Bening setelah dipanaskan 6 detik
Endapan         : -
Gas                 : -
17.
1 ml Fe2+ 0,1 M +
2 tetes H2C2O4 +
3 tetes KMnO4
0,05 M
Warna larutan : Bening setelah dipanaskan 3 detik
Endapan         : -
Gas                 : -
18.
1 ml CuSO4 0,05 M +
 ±30 tetes 
NaOH 1 M
Warna larutan : Hijau lumut seperti gel
Endapan         : -
Gas                 : -
19.
1 ml CuSO4 0,05 M +
 ± 26 tetes NH4OH
1 M
Warna larutan : Biru tua
Endapan         : Putih
Gas                 : -
20.
Tabung pertama : 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml KSCN 0,1 M +1 ml Na3PO4
Tabung kedua     : 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml KSCN 0,1 M
Tabung pertama
Warna larutan : Merah kehitaman
Endapan         : -
Gas                 : -
Tabung kedua
Warna larutan : Merah bening
Endapan         : Merah kehitaman seperti gel
Gas                 : -
(Sumber: Nur Aini Solihat, Kelompok P, Meja 1, 2013)

             Percobaan reaksi kimia yang telah dilakukan masih memiliki banyak kesalahan. Hasil yang didapat sering kali berbeda dari hasil reaksi yang benar. Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat mengguakan pipet. Pipet yang telah dipakai untuk mengambil zat sebelumnya tidak dibersihkan terlebih dahulu saat akan mengambil zat yang lain, sehingga  zat sebelumnya tercampur dengan zat lain dan mempengaruhi hasil akhir dari reaksi kimia tersebut. Bila terjadi perbedaan baik itu perubahan warna, endapan, dan tidak adanya endapan, hal itu bisa terjadi karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan disekitar seperti tinggi rendahnya suhu ruangan yang mempengaruhi proses kelarutan, takaran yang tidak sesuai ataupun botol larutan yang tidak ditutup kembali itu sangat mempengaruhi reaksi kimia ini. Sehingga ketika kita akan melakukan percobaan kita harus memperhatikan sekali kebersihan dan keadaan lingkungan disekitar kita.
             Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat atau senyawa diubah menjadi satua atau lebih senyawa baru. Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, para ilmuwan menggunakan cara standar untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia. Persamaan kimia adalah menggunakan lambang kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia tersebut berlangsung. Pereaksi ( reaktan ) → Hasil reaksi ( produk )
             Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Reaksi kimia adalah perubahan yang melibatkan perubahan sifat fisik zat dengan membentuk zat baru, biasanya melibatkan perubahan sifat fisik seperti, perubahan suhu, perubahan warna, bau, terbentuknya endapan dan timbulnya gelembung gas. (Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
             Beberapa dari percobaan reaksi kimia diatas dapat digolongkan menjadi beberapa jenis reaksi, yaitu reaksi asam basa terdapat pada nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Reaksi pengendapan terdapat pada nomor 6, 8, 11, 12, 13, 18 dan19. Reaksi redoks terdapat pada 9, 16 dan 17. Reaksi metatesis terdapat pada nomor 10. Reaksi penguraian terdapat pada nomor 14. Reaksi pembentukan terdapat pada nomor 15. Reaksi kompleks terdapat pada nomor 20.
             Reaksi Kimia dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:
1.  Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
a.Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
b.Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.
c.Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.
2.  Reaksi pengendapan adalah reaksi antara zat ion logam yang sukar larut dalam air, sehingga terbentuklah endapan. Untuk mengetahui apakah suatu reaksi terbentuk endapan atau tidak, harus diketahui kelarutan zat yang terjadi. Sebagai contoh beberapa zat yang sukar larut dalam air, yaitu I+, Mg2+, Fe2+, dan Cl-.
3. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks adalah:
     2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
4. Metatesis (pemindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
      AgNo3(ag)→NaCL(a g) →AgCL(p) + NaNO3(ag)
5.  Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana
      2Ag2O(p)→4Ag(p) + O2(9)
6.   Penggabungan (sintetis) suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
      2H2 (9) + O2 (9)→ 2H2O (9)
      CO (9) + 2H2 (9)→ CH3OH (9)
7. Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion logam, yaitu kation dengan anion atau molekul netral yang terdiri dari atom pusat dan sejumlah ligan.
Pada saat reaksi kimia berlangsung, akan muncul beberapa peristiwa yang menjadi tanda-tanda bahwa suatu materi sedang mengalami perubahan kimia. Tanda-tanda terjadinya reaksi kimia pada suatu materi dapat diketahui dari beberapa hal berikut ini:
1.Terjadi pembentukan endapan. Hal ini terjadi jika zat baru yang terbentuk tidak larut / sukar larut dalam air.
2.Terjadi pembentukan gas. Hal ini terjadi jika zat baru yang dihasilkan berbentuk gas sehingga menimbulkan gelembung-gelembung gas yang seringkali memiliki bau yang khas.
3.Terjadi perubahan warna. Hal ini biasa terjadi jika zat baru yang terbentuk mempunyai warna yang berbeda dengan warna zat semula.
4.Terjadi perubahan suhu. Pada setiap reaksi kimia berlangsung selalunya disertai dengan penyerapan dan pelepasan energi panas (kalor). Jika suhu materi naik, maka terjadi reaksi Eksoterm. Sedangkan jika suhu materi menurun maka terjadi reaksi Endoterm.
             Laju reaksi atau kecepatan reaksi yang menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
1.     Luas permukaan, untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan luas permukaan dapat menceritakan luas permukaan bola. Berbeda dengan luas permukaan bola, yang dimaksud dengan luas permukaan dalam reaksi kimia adalah luas permukaan zat-zat pereaksi yang bersentuhan untuk menghasilkan reaksi. Dalam reaksi kimai, tidak semua luas permukaan zat yang bereaksi dapat bersentuhan hingga terjadi reaksi, hal ini bergantung pada bentuk partikel zat-zat  yang bereaksi. Suatu reaksi dapat saja melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Luas permukaan zat ini akan berkaitan dengan bidang sentuh zat tersebut.Luas permukaan zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
2.     Konsentrasi Larutan: Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel semakin banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih rapat dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan terjadinya tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar. Makin besar konsentrasi zat, makin cepat laju reaksinya.
3.     Suhu: Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi. Di samping memperbesar energi kinetik, ternyata peningkatan suhu juga meningkatkan energi potensial suatu zat. Dengan semakin besarnya energi potensial zat, maka semakin besar terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksi semakin cepat.
4.     Katalis: Katalis adalah zat yang pada umumnya ditambahkan dalam ke dalam suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada akhir reaksi, katalis diperoleh kembali dalam bentuk zat semula. Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk kembali. Jika suatu campuran zat tidak dapat bereaksi, penambahan katalis pun tidak akan membuat reaksi terjadi. Dengan kata lain, katalis tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi lebih cepat. Katalis bekerja secara khusus. Artinya, tidak semua reaksi dapat dipercepat dengan satu macam katalis. Dengan kata lain, katalis bekerja hanya pada satu atau dua macam reaksi, tetapi untuk reaksi yang lain tidak dapat digunakan. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
5.     Molaritas adalah banyaknya mol zat trelarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat dari pada molaritas yang tinggi
Aplikasi dalam bidang pangan dapat berguna dan membantu kita dalam menentukan zat yang terdapat di dalam bahan pangan, yang berguna untuk menentukan kadar lemak, protein, kadar karbohidrat, dapat di tentukan dengan reaksi reaksi kimia, dengan adanya perubahan warna, pembentukan gas atau bau, perubahan suhu dan pembentukan endapan.

KESIMPULAN
                Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri adanya reaksi kimia adalah adanya perubahan dari pencampuran dua reaksi atau lebih, baik perubahan warna, suhu, bau, adanya endapan dan adanya gas. Maka dengan hasil percobaan ini kita dapat menuliskan sebuah persamaan reaksi. Reaksi kimia ini digunakan untuk menetukan kandungan zat dalam suatu bahan pangan, menilai kadar mutu pangan. Contoh indikator menilai kandungan zat bahan pangan komponen lemak, protein, karbohidrat, mineral, asam lemak dan gula untuk mengetahui dan menguji yang terjadi pada bahan pangan tersebut.

DAFTAR PUSATAKA
Brady, E., James, (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur, BinarupaAksara : Jakarta
Djulana, D. 2001. Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Akademi analis kesehatan: Bandung
Kemdiknas, Pustekkom. 2010. Jenis-jenis Reaksi Kimia. www.kemendik.go.id. diakses: 23 Oktober 2013.
Turmala, ElaSutrisno, Dra, M.S.(2010). PenuntunPraktikum Kimia Dasar, UniversitasPasundan : Bandung
Yanisestria,(2012), Laporan Praktikum Kimia Analitik, yanisestria.blogspot.com diakses: 23 oktober 2013


LAMPIRAN
No
Reaksi
Hasil Reaksi
1.
a.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes phenolphthalein (pp)
Warna larutan : Ungu
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes metil merah   (MM)
Warna larutan : Kuning
Endapan         : -
Gas                 : -
c.HCl 1 M +
  1 tetes phenolphthalein (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
d.HCl 1 M +
  1 tetes metil merah
  (MM)
Warna larutan : Merah muda
Endapan         : -
Gas                 : -
2.
a.1 ml CH3COOH 0,05 M +
    1 tetes phenolphthalein (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml CH3COOH 0,05 M +
    1 tetes metil merah (MM)
Warna larutan : Merah muda
Endapan         : -
Gas                 : -
c.1 ml NaOH 2 M +
   1 tetes  phenolphthalein (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
d.1 ml NaOH 2 M +
   1 tetes metil merah (MM)
Warna larutan : Kuning
Endapan         : -
Gas                 : -
3.
a.1 ml NaOH 0,05 M (pp) +
     1 ml HCl 0,1 M (pp)
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml HCl 0,1 M (mm)
Warna larutan : Merah
Endapan         : -
Gas                 : -
c.1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml CH3COOH 0,5 M
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
d.1 ml NaOH 0,05 M (mm) +
    1 ml CH3COOH 0,5 M (mm)
Warna larutan : Merah
Endapan         : -
Gas                 : -
4.
a.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml HCl 0,1 M
Warna larutan : Kuning keemasan
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml NaOH
   0,05 M
Warna larutan : Kuning cerah
Endapan         : -
Gas                 : -

5.
a.1 ml K2Cr2O7 1 M +
   1 ml HCl 0,1 M
Warna larutan : kuning keemasan
Endapan         : -
Gas                 : -
b.1 ml K2Cr2O7 1 M +
   1 ml NaOH 0,05 M
Warna larutan : kuning cerah
Endapan         : -
Gas                 : -
6.
1 ml Al2(SO4)3 0,1 M  + 5 tetes NaOH 1 M
Warna larutan : putih keruh
Endapan         : -
Gas                 : -
7.
1 ml Al2(SO4)3 +
5 tetes NaOH  +
±30 tetes NH4OH
Warna larutan : putih keruh kental
Endapan         : -
Gas                 : -
8.
a. 1  ml ZnSO4 0,1 M   +  5 tetes
     NaOH 1 M
Warna larutan : Putih keruh
Endapan         :
Gas                 : -

b. 1  ml ZnSO4 0,1 M   +  5 tetes NaOH 1 M + ±30 tetes NH4OH
Warna larutan : putih keruh
Endapan         : Putih
Gas                 : -
9.
Tabung pertama :
    4 ml (NH4)2SO4 + NaOH 1 ml
Tabung kedua     : Lakmus merah
Tabung pertama 
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
Tabung kedua : Lakmus merah mnejadi biru
10.
1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 ml NaCl 0,1 M
        dipanaskan dan amati
Warna larutan : (Bening)
Endapan         : -
Gas                 : -
Tidak terjadi perubahan
ketika sudah dipanaskan
11.
1 ml NaCl 0,5 M +
10 tetes AgNO3
Warna larutan : Putih
Endapan         : Putih
Gas                 : -
12.
1 ml BaCl2 0,1 M +
1ml K2CrO4 0,1 M
Warna larutan : Kuning kental susu
Endapan         : Kuning
Gas                 : -
13.
1 ml BaCl2  0,1 M +
1 ml K2Cr2O7 0,1 M
Warna larutan : Kuning tua
Endapan         : Kuning
Gas                 : -
14.
1 ml BaCl2  0,1 M   +
1 ml HCl 0,1 M +
1 ml  K2CrO4 0,1 M
Warna larutan : Kuning keemasan
Endapan         : -
Gas                 : -
15.
Tabung pertama : 1 gram CaCO3 + HCl
Tabung kedua     : Ba(OH)2


Tabung pertama
Warna larutan : Soda
Endapan         : -
Gas                 : -
Tabung kedua
Warna larutan : (Bening )
Endapan         : Putih
16.
1 ml H2C2O4 0,1 M +
2 tetes H2SO4 +
8 tetes KMnO4
0,05 M
Warna larutan : Bening setelah dipanaskan 6 detik berubah menjadi warna coklat
Endapan         : coklat
Gas                 : -
17.
1 ml Fe2+ 0,1 M +
2 tetes H2C2O4 +
3 tetes KMnO4
0,05 M
Warna larutan : coklat tua setelah dipanaskan 3 detik
Endapan         : coklat
Gas                 : -
18.
1 ml CuSO4 0,05 M +
 ±30 tetes 
NaOH 1 M
Warna larutan : Biru
Endapan         : Hijau lumut
Gas                 : -
19.
1 ml CuSO4 0,05 M +
 ± 26 tetes NH4OH
1 M
Warna larutan : Biru
Endapan         : Putih
Gas                 : -
20.
Tabung pertama : 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml KSCN 0,1 M +1 ml Na3PO4
Tabung kedua     : 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml KSCN 0,1 M
Tabung pertama
Warna larutan : Merah  
Endapan         : Merah
Gas                 : -
Tabung kedua
Warna larutan : coklat tua kemerahan
Endapan         :
Gas                 : -

2 komentar: