REAKSI-REAKSI KIMIA
Nur
Aini Solihat
133020382
Jurusan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Reaksi kimia
adalah suatu proses
reaksi
antar senyawa kimia yang mengakibatkan perubahan struktur dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana
senyawa pereaksi bereaksi menghasilkan senyawa baru (produk). Dalam ilmu kimia
reaksi itu merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat – sifat kimia dari
satu atau berbagai jenis zat. Sifat – sifat kimia, kemudian di catat sebagai
data kuantitatif.
Tujuan
percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat
(sifat kimia dan fisika) darizat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus
senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat
atau lebih yang dibuktikan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan
endapan. (Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012). Hasil pengamatan dari
praktikum reaksi-reaksi kimia dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan
reaksi-reaksi kimia adalah dengan adanya perubahan dari percampuran dua reaksi
atau lebih, baik perubahan warna, suhu, bau, endapan, dan adanya gas.
Key
Words: Reaksi Kimia, Indikasi Kimia, dan Perubahan yang Terjadi.
PENDAHULUAN
Reaksi kimia (chemical
reaction) yaitu suatu proses dimana zat atau senyawa diubah menjadi satu
atau lebih senyawa baru. Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi
kimia, para kimiawan menggunakan cara standar untuk menggambarkan reaksi
tersebut melalui persamaan kimia. Persamaan kimia (chemical equation)
menggunakan lambang kimia untuk menunjukan apa yang terjadi saat reaksi kimia
berlangsung.
Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi
Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika)
darizat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien
reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang
dibuktikan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan.
Perinsip percobaan adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua
bagian atau lebih.
Perinsip percobaan
adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih.
Molekul yang kecil atau atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan
terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang
di temukan oleh Lavoisier: “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
dan berdasarkan Hukum Perbandungan Tetap (Hukum Proust) : “Dalam setiap
persenyawaan perbandingan massa unsur-unsur selalu tetap”. Berdasarkan bronsted
Lowry : “Asam sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton dan basa
sebagai setiap zat sembarang yang menerima proton”.
METODOLOGI
Alat Yang
Digunakan
Alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, penjepit tabung, pipa U, bunsen, kertas lakmus, botol
semprot, neraca digital, tisyu, korek api.
Bahan Yang Digunakan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah NaOH , HCl, CH3COOH, K2CrO4 ,K2CrO7,
Al2(SO4)3, NH4OH, ZnSO4,
(NH4)2SO4, Pb(NO3)2,
NaCl, AgNO3, BaCl2, CaCO3, Ba(OH)2,
H2C2O4, H2SO4, KMnO4,
Besi (II) / Fe2+, CuSO4, Besi (III) / Fe3+,,KSCN,
Na3PO4, phenolphthalein (PP), metil merah
(MM).
Metode
Percobaan
Tabel
1. Metode Percobaan Reaksi Reaksi Kimia
No
|
Reaksi
|
1.
|
a. 1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes phenolphthalein (pp)
|
b. 1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes metil merah (MM)
|
|
c. HCl 1 M + 1 tetes phenolphthalein (pp)
|
|
d. HCl 1 M + 1 tetes metil merah (MM)
|
|
2.
|
a. 1 ml CH3COOH 0,05 M + 1 tetes phenolphthalein (pp)
|
b. 1 ml CH3COOH 0,05 M + 1 tetes metil merah (MM)
|
|
c. 1 ml NaOH 2 M + 1 tetes phenolphthalein (pp)
|
|
d. 1 ml NaOH 2 M + 1 tetes metil merah (MM)
|
|
3.
|
a. 1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml HCl 0,1 M (pp)
|
b. 1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml HCl 0,1 M (mm)
|
|
c. 1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml CH3COOH 0,5 M
|
|
d. 1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml CH3COOH 0,5 M (mm)
|
|
4.
|
a. 1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml
HCl 0,1 M
|
b. 1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml
NaOH 0,05 M
|
|
5.
|
a. 1 ml K2Cr2O7
1 M + 1 ml HCl 0,1 M
|
b. 1 ml K2Cr2O7
1 M + 1 ml NaOH 0,05 M
|
|
6.
|
1 ml Al2(SO4)3
0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M
|
7.
|
1 ml Al2(SO4)3 +
5 tetes NaOH + ±30
tetes NH4OH
|
8.
|
a. 1 ml
ZnSO4 0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M
|
|
b. 1 ml
ZnSO4 0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M + ±30 tetes NH4OH
|
9.
|
Tabung pertama : 4 ml (NH4)2SO4
+ NaOH 1 ml
Tabung kedua
: Lakmus merah
|
10.
|
1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 ml
NaCl 0,1 M dipanaskan dan amati
|
11.
|
1 ml NaCl 0,5 M + 10 tetes AgNO3
|
12.
|
1 ml BaCl2 0,1 M + 1ml K2CrO4
0,1 M
|
13.
|
1 ml BaCl2
0,1 M + 1 ml K2Cr2O7 0,1 M
|
14.
|
1 ml BaCl2 0,1 M
+ 1 ml HCl 0,1 M + 1 ml K2CrO4 0,1 M
|
15.
|
Tabung pertama : 1 gram CaCO3 + HCl
Tabung kedua
: Ba(OH)2
|
16.
|
1 ml H2C2O4 0,1
M + 2 tetes H2SO4 + 8 tetes KMnO4 0,05 M
|
17.
|
1 ml Fe2+ 0,1 M + 2 tetes H2C2O4
+ 3 tetes KMnO4 0,05 M
|
18.
|
1 ml CuSO4 0,05 M + ±30 tetes NaOH 1 M
|
19.
|
1 ml CuSO4 0,05 M + ± 26 tetes NH4OH 1 M
|
20.
|
Tabung pertama : 2 ml Fe3+ 0,1 M + 2
ml KSCN 0,1 M + 1 ml Na3PO4
Tabung kedua
: 2 ml Fe3+ 0,1 M + 2 ml KSCN 0,1 M
|
(Sumber:
Nur Aini Solihat, Kelompok P, Meja 1, 2013)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Hasil
Pengamatan Reaksi Kimia
No
|
Reaksi
|
Hasil Reaksi
|
1.
|
a.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : Pink
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes metil merah (MM)
|
Warna larutan : Kuning
Endapan
: -
Gas : -
|
|
c.HCl 1 M +
1 tetes phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
|
d.HCl 1 M +
1 tetes
metil merah
(MM)
|
Warna larutan : Merah muda
Endapan
: -
Gas : -
|
|
2.
|
a.1 ml CH3COOH 0,05 M +
1 tetes
phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml CH3COOH 0,05 M +
1 tetes
metil merah (MM)
|
Warna larutan : Merah muda
Endapan
: -
Gas : -
|
|
c.1 ml NaOH 2 M +
1 tetes phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
|
d.1 ml NaOH 2 M +
1 tetes
metil merah (MM)
|
Warna larutan : Kuning
Endapan
: -
Gas : -
|
|
3.
|
a.1 ml NaOH 0,05 M (pp) +
1 ml
HCl 0,1 M (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml HCl 0,1 M (mm)
|
Warna larutan : Merah muda
Endapan
: -
Gas : -
|
|
c.1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml CH3COOH
0,5 M
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
|
d.1 ml NaOH 0,05 M (mm) +
1 ml CH3COOH
0,5 M (mm)
|
Warna larutan : Orange
Endapan
: -
Gas : -
|
|
4.
|
a.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml HCl 0,1 M
|
Warna larutan : Orange
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml NaOH
0,05 M
|
Warna larutan : Kuning
Endapan
: -
Gas : -
|
|
5.
|
a.1 ml K2Cr2O7 1
M +
1 ml HCl
0,1 M
|
Warna larutan : Orange gelap
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml K2Cr2O7 1
M +
1 ml
NaOH 0,05 M
|
Warna larutan : Orange muda
Endapan
: -
Gas : -
|
|
6.
|
1 ml Al2(SO4)3
0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: Putih
Gas : -
|
7.
|
1 ml Al2(SO4)3 +
5 tetes NaOH
+
±30 tetes NH4OH
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: Putih
Gas : -
|
8.
|
a. 1 ml
ZnSO4 0,1 M + 5 tetes
NaOH 1
M
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: Putih
Gas : -
|
|
b. 1 ml
ZnSO4 0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M + ±30 tetes NH4OH
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: Putih
Gas : -
|
9.
|
Tabung pertama :
4 ml (NH4)2SO4
+ NaOH 1 ml
Tabung kedua : Lakmus merah
|
Tabung pertama
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
Tabung kedua : Lakmus tetap
|
10.
|
1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 ml
NaCl 0,1 M
dipanaskan dan amati
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan : -
Gas : -
Tidak terjadi perubahan
ketika sudah dipanaskan
|
11.
|
1 ml NaCl 0,5 M +
10 tetes AgNO3
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: Putih
Gas : -
|
12.
|
1 ml BaCl2 0,1 M +
1ml K2CrO4 0,1 M
|
Warna larutan : Kuning susu
Endapan
: Kuning
Gas : -
|
13.
|
1 ml BaCl2
0,1 M +
1 ml K2Cr2O7 0,1
M
|
Warna larutan : Kuning bening
Endapan
: Kuning
Gas : -
|
14.
|
1 ml BaCl2 0,1 M
+
1 ml HCl 0,1 M +
1 ml K2CrO4
0,1 M
|
Warna larutan : Kuning keorangean
Endapan
: -
Gas : -
|
15.
|
Tabung pertama : 1 gram CaCO3 + HCl
Tabung kedua
: Ba(OH)2
|
Tabung pertama
Warna larutan : Putih susu
Endapan
: -
Gas : -
Tabung kedua
Warna larutan : (Bening )
Endapan
: Putih
Gas : -
|
16.
|
1 ml H2C2O4 0,1
M +
2 tetes H2SO4 +
8 tetes KMnO4
0,05 M
|
Warna larutan : Bening setelah dipanaskan 6 detik
Endapan
: -
Gas : -
|
17.
|
1 ml Fe2+ 0,1 M +
2 tetes H2C2O4 +
3 tetes KMnO4
0,05 M
|
Warna larutan : Bening setelah dipanaskan 3 detik
Endapan
: -
Gas : -
|
18.
|
1 ml CuSO4 0,05 M +
±30
tetes
NaOH 1 M
|
Warna larutan : Hijau lumut seperti gel
Endapan
: -
Gas : -
|
19.
|
1 ml CuSO4 0,05 M +
± 26 tetes NH4OH
1 M
|
Warna larutan : Biru tua
Endapan
: Putih
Gas : -
|
20.
|
Tabung pertama : 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml
KSCN 0,1 M +1 ml Na3PO4
Tabung kedua
: 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml KSCN 0,1 M
|
Tabung pertama
Warna larutan : Merah kehitaman
Endapan
: -
Gas
: -
Tabung kedua
Warna larutan : Merah bening
Endapan
: Merah kehitaman seperti gel
Gas : -
|
(Sumber:
Nur Aini Solihat, Kelompok P, Meja 1, 2013)
Percobaan reaksi kimia yang telah
dilakukan masih memiliki banyak kesalahan. Hasil yang didapat sering kali
berbeda dari hasil reaksi yang benar. Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat mengguakan
pipet. Pipet yang telah dipakai untuk mengambil zat sebelumnya tidak dibersihkan
terlebih dahulu saat akan mengambil zat yang lain, sehingga zat sebelumnya tercampur dengan zat lain dan
mempengaruhi hasil akhir dari reaksi kimia tersebut. Bila terjadi perbedaan
baik itu perubahan warna, endapan, dan tidak adanya endapan, hal itu bisa
terjadi karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan disekitar seperti tinggi
rendahnya suhu ruangan yang mempengaruhi proses kelarutan, takaran yang tidak
sesuai ataupun botol larutan yang tidak ditutup kembali itu sangat mempengaruhi
reaksi kimia ini. Sehingga ketika kita akan melakukan percobaan kita harus
memperhatikan sekali kebersihan dan keadaan lingkungan disekitar kita.
Reaksi kimia adalah suatu proses
dimana zat atau senyawa diubah menjadi satua atau lebih senyawa baru. Untuk
berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, para ilmuwan menggunakan
cara standar untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia.
Persamaan kimia adalah menggunakan lambang kimia untuk menunjukkan apa yang
terjadi saat reaksi kimia tersebut berlangsung. Pereaksi ( reaktan ) → Hasil
reaksi ( produk )
Reaksi kimia selalu melibatkan
terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Reaksi kimia adalah perubahan yang
melibatkan perubahan sifat fisik zat dengan membentuk zat baru, biasanya
melibatkan perubahan sifat fisik seperti, perubahan suhu, perubahan warna, bau,
terbentuknya endapan dan timbulnya gelembung gas. (Sutrisno, E,T. Nurminabari,
I,S, 2012).
Beberapa dari percobaan reaksi
kimia diatas dapat digolongkan menjadi beberapa jenis reaksi, yaitu reaksi asam
basa terdapat pada nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Reaksi pengendapan terdapat pada
nomor 6, 8, 11, 12, 13, 18 dan19. Reaksi redoks terdapat pada 9, 16 dan 17. Reaksi
metatesis terdapat pada nomor 10. Reaksi penguraian terdapat pada nomor 14.
Reaksi pembentukan terdapat pada nomor 15. Reaksi kompleks terdapat pada nomor
20.
Reaksi Kimia dapat dikelompokkan
dalam beberapa jenis, yaitu:
1.
Reaksi asam basa,
secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Ia memiliki berbagai
definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi
yang paling umum adalah:
a.Definisi
Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi
dalam air melepaskan ion OH-.
b.Definisi
Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima
(akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.
c.Definisi
Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan
elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.
2.
Reaksi pengendapan
adalah reaksi antara zat ion logam yang sukar larut dalam air, sehingga
terbentuklah endapan. Untuk mengetahui apakah suatu reaksi terbentuk endapan
atau tidak, harus diketahui kelarutan zat yang terjadi. Sebagai contoh beberapa
zat yang sukar larut dalam air, yaitu I+, Mg2+, Fe2+,
dan Cl-.
3.
Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada
bilangan oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat
diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks adalah:
2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
4.
Metatesis (pemindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana
terjadi pertukaran antara dua reaksi.
AgNo3(ag)→NaCL(a g) →AgCL(p) + NaNO3(ag)
5. Penguraian
adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana
2Ag2O(p)→4Ag(p) + O2(9)
6.
Penggabungan (sintetis)
suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau
lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
2H2 (9) + O2 (9)→ 2H2O (9)
CO (9) + 2H2 (9)→ CH3OH (9)
7.
Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion logam, yaitu kation
dengan anion atau molekul netral yang terdiri dari atom pusat dan sejumlah
ligan.
Pada saat reaksi
kimia berlangsung, akan muncul beberapa peristiwa yang menjadi tanda-tanda
bahwa suatu materi sedang mengalami perubahan kimia. Tanda-tanda terjadinya
reaksi kimia pada suatu materi dapat diketahui dari beberapa hal berikut ini:
1.Terjadi pembentukan
endapan. Hal ini terjadi jika zat baru yang terbentuk tidak larut / sukar larut
dalam air.
2.Terjadi pembentukan
gas. Hal ini terjadi jika zat baru yang dihasilkan berbentuk gas sehingga
menimbulkan gelembung-gelembung gas yang seringkali memiliki bau yang khas.
3.Terjadi perubahan
warna. Hal ini biasa terjadi jika zat baru yang terbentuk mempunyai warna yang
berbeda dengan warna zat semula.
4.Terjadi perubahan
suhu. Pada setiap reaksi kimia berlangsung selalunya disertai dengan penyerapan
dan pelepasan energi panas (kalor). Jika suhu materi naik, maka terjadi reaksi
Eksoterm. Sedangkan jika suhu materi menurun maka terjadi reaksi Endoterm.
Laju reaksi atau kecepatan reaksi
yang menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju
reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap
detik reaksi. Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
1. Luas permukaan, untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan luas permukaan dapat menceritakan luas
permukaan bola. Berbeda dengan luas permukaan bola, yang dimaksud dengan luas
permukaan dalam reaksi kimia adalah luas permukaan zat-zat pereaksi yang
bersentuhan untuk menghasilkan reaksi. Dalam reaksi kimai, tidak semua luas
permukaan zat yang bereaksi dapat bersentuhan hingga terjadi reaksi, hal ini bergantung
pada bentuk partikel zat-zat yang bereaksi. Suatu reaksi dapat saja
melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Luas permukaan zat ini akan berkaitan
dengan bidang sentuh zat tersebut.Luas permukaan zat padat akan bertambah jika
ukurannya diperkecil. Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin
luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan
semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan. Semakin
luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil
ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
2. Konsentrasi Larutan:
Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah
partikel semakin banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih
rapat dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Susunan partikel
yang lebih rapat memungkinkan terjadinya tumbukan semakin banyak dan
kemungkinan terjadi reaksi lebih besar. Makin besar konsentrasi zat, makin
cepat laju reaksinya.
3. Suhu: Partikel-partikel
dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik
partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan
mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan
menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi.
Di samping memperbesar energi kinetik, ternyata peningkatan suhu juga
meningkatkan energi potensial suatu zat. Dengan semakin besarnya energi
potensial zat, maka semakin besar terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga
laju reaksi semakin cepat.
4. Katalis: Katalis adalah zat yang pada umumnya ditambahkan dalam ke dalam
suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada akhir reaksi, katalis
diperoleh kembali dalam bentuk zat semula. Katalis bekerja dengan cara turut
terlibat dalam setiap tahap reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk
kembali. Jika suatu campuran zat tidak dapat bereaksi, penambahan katalis pun
tidak akan membuat reaksi terjadi. Dengan kata lain, katalis tidak dapat memicu
reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi lebih cepat.
Katalis bekerja secara khusus. Artinya, tidak semua reaksi dapat dipercepat
dengan satu macam katalis. Dengan kata lain, katalis bekerja hanya pada satu
atau dua macam reaksi, tetapi untuk reaksi yang lain tidak dapat digunakan.
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
5. Molaritas adalah banyaknya mol zat trelarut tiap satuan volum zat
pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas
suatu zat, maka semakin cepat reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat dari pada
molaritas yang tinggi
Aplikasi
dalam bidang pangan dapat
berguna dan membantu kita dalam menentukan zat yang terdapat di dalam bahan
pangan, yang berguna untuk menentukan kadar lemak, protein, kadar karbohidrat,
dapat di tentukan dengan reaksi reaksi kimia, dengan adanya perubahan warna,
pembentukan gas atau bau, perubahan suhu dan pembentukan endapan.
KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
adanya reaksi kimia adalah adanya perubahan dari pencampuran dua reaksi atau
lebih, baik perubahan warna, suhu, bau, adanya endapan dan adanya gas. Maka
dengan hasil percobaan ini kita dapat menuliskan sebuah persamaan reaksi.
Reaksi kimia ini digunakan untuk menetukan kandungan zat dalam suatu bahan
pangan, menilai kadar mutu pangan. Contoh indikator menilai kandungan zat bahan
pangan komponen lemak, protein, karbohidrat, mineral, asam lemak dan gula untuk
mengetahui dan menguji yang terjadi pada bahan pangan tersebut.
DAFTAR PUSATAKA
Brady, E., James, (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur,
BinarupaAksara : Jakarta
Djulana, D. 2001. Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik.
Akademi analis kesehatan: Bandung
Kemdiknas, Pustekkom.
2010. Jenis-jenis Reaksi Kimia. www.kemendik.go.id.
diakses: 23 Oktober 2013.
Turmala,
ElaSutrisno, Dra, M.S.(2010). PenuntunPraktikum
Kimia Dasar, UniversitasPasundan : Bandung
Yanisestria,(2012),
Laporan Praktikum Kimia Analitik, yanisestria.blogspot.com diakses: 23 oktober 2013
LAMPIRAN
No
|
Reaksi
|
Hasil Reaksi
|
1.
|
a.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : Ungu
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1ml NaOH 0,05 ml + 1 tetes metil merah (MM)
|
Warna larutan : Kuning
Endapan
: -
Gas : -
|
|
c.HCl 1 M +
1 tetes phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan : -
Gas : -
|
|
d.HCl 1 M +
1 tetes
metil merah
(MM)
|
Warna larutan : Merah muda
Endapan
: -
Gas : -
|
|
2.
|
a.1 ml CH3COOH 0,05 M +
1 tetes
phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml CH3COOH 0,05 M +
1 tetes
metil merah (MM)
|
Warna larutan : Merah muda
Endapan
: -
Gas : -
|
|
c.1 ml NaOH 2 M +
1 tetes phenolphthalein (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
|
d.1 ml NaOH 2 M +
1 tetes
metil merah (MM)
|
Warna larutan : Kuning
Endapan
: -
Gas : -
|
|
3.
|
a.1 ml NaOH 0,05 M (pp) +
1 ml
HCl 0,1 M (pp)
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas
: -
|
b.1 ml NaOH 0,05 M (mm) + 1 ml HCl 0,1 M (mm)
|
Warna larutan : Merah
Endapan
: -
Gas : -
|
|
c.1 ml NaOH 0,05 M (pp) + 1 ml CH3COOH
0,5 M
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
|
|
d.1 ml NaOH 0,05 M (mm) +
1 ml CH3COOH
0,5 M (mm)
|
Warna larutan : Merah
Endapan
: -
Gas : -
|
|
4.
|
a.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml HCl 0,1 M
|
Warna larutan : Kuning keemasan
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml K2CrO4 0,1 M + 1 ml NaOH
0,05 M
|
Warna larutan : Kuning cerah
Endapan
: -
Gas : -
|
|
5.
|
a.1 ml K2Cr2O7 1
M +
1 ml HCl
0,1 M
|
Warna larutan : kuning keemasan
Endapan
: -
Gas : -
|
b.1 ml K2Cr2O7 1
M +
1 ml
NaOH 0,05 M
|
Warna larutan : kuning cerah
Endapan
: -
Gas : -
|
|
6.
|
1 ml Al2(SO4)3
0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M
|
Warna larutan : putih keruh
Endapan
: -
Gas : -
|
7.
|
1 ml Al2(SO4)3 +
5 tetes NaOH
+
±30 tetes NH4OH
|
Warna larutan : putih keruh kental
Endapan
: -
Gas : -
|
8.
|
a. 1 ml
ZnSO4 0,1 M + 5 tetes
NaOH 1
M
|
Warna larutan : Putih keruh
Endapan
:
Gas : -
|
|
b. 1 ml
ZnSO4 0,1 M + 5 tetes NaOH 1 M + ±30 tetes NH4OH
|
Warna larutan : putih keruh
Endapan
: Putih
Gas : -
|
9.
|
Tabung pertama :
4 ml (NH4)2SO4
+ NaOH 1 ml
Tabung kedua : Lakmus merah
|
Tabung pertama
Warna larutan : (Bening)
Endapan
: -
Gas : -
Tabung kedua : Lakmus merah mnejadi biru
|
10.
|
1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 ml
NaCl 0,1 M
dipanaskan dan amati
|
Warna larutan : (Bening)
Endapan : -
Gas : -
Tidak terjadi perubahan
ketika sudah dipanaskan
|
11.
|
1 ml NaCl 0,5 M +
10 tetes AgNO3
|
Warna larutan : Putih
Endapan
: Putih
Gas : -
|
12.
|
1 ml BaCl2 0,1 M +
1ml K2CrO4 0,1 M
|
Warna larutan : Kuning kental susu
Endapan
: Kuning
Gas : -
|
13.
|
1 ml BaCl2
0,1 M +
1 ml K2Cr2O7 0,1
M
|
Warna larutan : Kuning tua
Endapan
: Kuning
Gas : -
|
14.
|
1 ml BaCl2 0,1 M
+
1 ml HCl 0,1 M +
1 ml K2CrO4
0,1 M
|
Warna larutan : Kuning keemasan
Endapan
: -
Gas : -
|
15.
|
Tabung pertama : 1 gram CaCO3 + HCl
Tabung kedua
: Ba(OH)2
|
Tabung pertama
Warna larutan : Soda
Endapan
: -
Gas : -
Tabung kedua
Warna larutan : (Bening )
Endapan
: Putih
|
16.
|
1 ml H2C2O4 0,1
M +
2 tetes H2SO4 +
8 tetes KMnO4
0,05 M
|
Warna larutan : Bening setelah dipanaskan 6 detik
berubah menjadi warna coklat
Endapan : coklat
Gas : -
|
17.
|
1 ml Fe2+ 0,1 M +
2 tetes H2C2O4 +
3 tetes KMnO4
0,05 M
|
Warna larutan : coklat tua setelah dipanaskan 3
detik
Endapan
: coklat
Gas : -
|
18.
|
1 ml CuSO4 0,05 M +
±30
tetes
NaOH 1 M
|
Warna larutan : Biru
Endapan
: Hijau lumut
Gas : -
|
19.
|
1 ml CuSO4 0,05 M +
± 26 tetes NH4OH
1 M
|
Warna larutan : Biru
Endapan
: Putih
Gas : -
|
20.
|
Tabung pertama : 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml
KSCN 0,1 M +1 ml Na3PO4
Tabung kedua
: 2 ml Fe3+ 0,1 M +2 ml KSCN 0,1 M
|
Tabung pertama
Warna larutan : Merah
Endapan
: Merah
Gas : -
Tabung kedua
Warna larutan : coklat tua kemerahan
Endapan
:
Gas : -
|
thanks sangat membantu artikel-nya
BalasHapustrmakasih buat artikelx
BalasHapus