Kamis, 14 Agustus 2014

Makalah IPS MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
   Pembentukan kelompok di awali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga di tentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.
  Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang uraian di atas maka kami akan mengambil tema Membership Group dan Reference Group. 

B. Rumusan Masalah
1.    Apa yg di maksud membership group dan reference group ?
2.    Bagaimana langkah proses  pembentukan kelompok dalam membership group dan reference group ?
3.    Apa saja tipe umum reference group ?

C. Tujuan Penelitian
1.  Untuk mengtehui maksud dari membership group dan refence group.
2.  Mendeskripsikan bagaimana langkah pembentukan membership group dan reference group.
3.  Mendeskripsikan tipe umum reference group.

D. Manfaat Penulisan
          Dengan masuknya kita ke dalam suatu membership group kita dapat berinteraksi  di sekitar lingkungan tersebut , dengan di cantumkannya syarat-syarat yang diberikan, anggota-anggota tersebut lebih bisa mematuhi syarat-syarat yang ada, dan dengan masuknya kita kedalam suatu kelompok pasti adanya perbedaan-perbedaan dalam suatu pendapat disitulah kita dapat lebih dewasa dalam mengambil keputusan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Kata Pengantar      
Daftar Isi     

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah   
B. Rumusan Masalah  
C. Tujuan Penulisan  
D. Manfaat Penulisan  
E. Sistematika Penulisan   

BAB II  PEMBAHASAN
A. Pengertian membership group dan reference group 
B. Fungsi dari dinamika member 
C. Ciri – ciri member 
D. Langkah proses pembentukan member                       
     1. Persepsi 
     2. Motifasi 
     3. Tujuan 
     4. Organisasi 
     5. Independensi 
     6. Interaksi 
E. Dua tipe reference group

BAB III KESIMPULAN
Saran
Daftar Pustaka
  
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Membership Group dan Reference Group
Istilah membership group dan reference group pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog Robert K. Merton. Menurut Soerjono Soekanto (1981), “membership group merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut”. Sedangkan reference group, masih menurut Soerjono Soekanto (1981), “adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dari perikaluannya.”
Idealnya, setiap anggota membership dan reference group memahami peribahasa “di mana bumi di pijak, di sana langit dijunjung”. Tetapi, akan selalu ada anggota organisasi yang “bisa pindah ke lain hati” dan justru selalu beranggapan bahwa “rumput di kebun orang lain selalu lebih hijau dari rumput di kebut sendiri”. Dalam hal ini, proses sosialisasi nilai-nilai organisasi belum mampu menjadikan anggota organisasi menginternalisasi nilai-nilai organisasi di mana ia menjadi anggotanya sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku.
Batas – batas apa yang di pakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu member secara fisik, tidak dapat dilakukan secara mutlak. Hal ini di sebabkan karena perubahan –perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi, sehingga ada kalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok yang bersangkutan. Keadaan demikian dapat di jumpai misalnya pada informal group.

B. Fungsi dari Dinamika Membership dan Reference group
            Fungsi dari dinamika member itu antara lain :
  1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
  2. Memudahkan pekerjaan.
  3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
  4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
C. Ciri – ciri Membership dan Reference Group
            Suatu kelompok dapat dinamakan member, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain. (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama).
  2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat).
  3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
  4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
D. Langkah – langkah pembentukan
    Langkah proses pembentukan member diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut :
1.  Persepsi
          Pembagian kelompok di dasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.  Motivasi
          Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.
3.  Tujuan
          Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
          Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.
          Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.  Interaksi
          Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
           Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi tersebut, maka di kemukakan isitilah nominal group member dan peripheral group member. Seorang anggota nominal group member di anggap oleh anggota – anggota lain sebagai seseorang yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan, akan tetapi interaksinya tidak intens. Seorang anggota peripheral group seolah-olah sudah tidak berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasan apa pun juga atas anggota tadi.
          Perbedaan derajat interaksi, dapat menimbulkan sub-group, karena biasanya anggota-anggota yang sering berinteraksi membentuk kelompok – kelompok tersendiri. Ini terjadi karena faktor – faktor kepentingan yang sama, keanggotaan serta kepentingan sosial yang sama, nilai – nilai sosial yang sama dan lain sebagainya.
          Jadi ukuran utama bagi keanggotaan seseorang yaitu interaksinya dengan kelompok sosial tersebut, termasuk para anggotanya. Kriteria tersebut yang sedikit banyak tergantung pada keadaan, menimbulkan ketidak pastian pula pada ukuran – ukuran apakah yang di pakai bagi seseorang yang bukan anggota kelompok tersebut (non membership). Kelompok “bukan anggota” dapat juga di pecah-pecah atas beberapa kategori, yaitu :
a.    Orang – orang yang bukan anggota sesuatu membership group
     Orang – orang yang bukan anggota sesuatu membership group (yang tidak memenuhi syarat) dapat di bedakan dari anggota yang memenuhi syarat, tetapi tidak berafiliasi  dengan kelompok yang bersangkutan. Pembedaan tersebut penting untuk mengetahui persyaratan apa yang di perlukan supaya orang – orang bukan anggota tadi berorientasi pada norma – norma yang berlaku dalam kelompok sosial itu. Orang – orang bukan anggota yang memenuhi syarat biasanya lebih mudah menyesuaikan diri dengan norma kelompok tersebut.
b.   Sikap terhadap keanggotaan kelompok
     Orang – orang bukan anggota juga dapat di bedakan menurut sikap mereka terhadap keanggotaan kelompok tadi. Ada yang ingin sekali menjadi anggota kelompok, ada yang bersikap masa bodoh, dan ada juga yang tetap tidak ingin untuk menjadi anggota.
c.     Kelompok terbuka dan tertutup
      Faktor ini bersangkut – paut dengan persoalan apakah suatu kelompok ingin memperluas keanggotaanya atau ingin mempertahankan bentuknya yang sudah ada. kelompok – kelompok yang tertutup biasanya ingin mempertahankan pola – pola interaksi yang telah ada, sehingga keanggotaanya terbatas. Misalnya informal group dari orang – orang yang berasal dari orang – orang yang berasal dari strata sosial tertentu, ataupun kelompok – kelompok atas dasar kepentingan – kepentingan yang sama, keahlian yang sama dan lain sebagainya. Kelompok terbuka, misalnya partai politik yang ingin mempunyai pengikut sebanyak – banyaknya. Hal ini penting bagi partai yang bersangkutan agar programnya dapat di dukung oleh masyarakat.
d. Ukuran waktu bagi yang bukan anggota
          Ukuran waktu menyangkut orang yang pernah menjadi anggota dan orang – orang yang secara formal tidak mau menjadi anggota. Faktor ini juga penting dalam hubungannya dengan reference group. Reference group adalah keompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya seorang yang ingin sekali menjadi polisi, tetapi gagal dalam test untuk menjadi polisi, bertingkah laku sebagai polisi, meskipun dia bukan polisi.
          Antara reference group dengan membership group agak sulit di pisahkan. Misalnya seorang anggota partai politik yang kebetulan menjadi Anggota Dewan Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat merupakan membership group baginya, akan tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada reference groupnya yaitu partainya. Hal ini kadang – kadang menampakan sisi negative karena anggota dewan yang terhormat tadi terlampau berpegang pada prinsip – prinsip reference group.

E. Dua tipe Reference Group
Menurut Robert. K.Merton : ada dua tipe umum reference group, yakni :
1. Tipe normatif (normatife type)
     Yaitu yang menentukan dasar – dasar bagi kepribadian seseorang.
2. Tipe perbandingan (comparation type)
     Yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.

              Tipe pertama merupakan sumber nilai bagi individu baik yang menjadi anggota maupun bukan anggota kelompok. Misalnya anggota Angkatan Bersenjata yang berpegang pada tradisi yang telah di pelihara oleh para veteran. Tipe kedua lebih di pakai sebagai perbandingan untuk menentukan kedudukan seseorang, misalnya status ekonomis seseorang di bandingkan dengan status ekonomis dari orang – orang yang semasyarakat.

          Jika teori reference group di hubungkan dengan non-membership sebagaimana di terangkan di atas, maka akan dapat di tarik beberapa kesimpulan.

1.    Bukan anggota yang memenuhi syarat (di sebut pula sebagai calon anggota) mempunyai kecenderungan untuk mengidentifikasi dirinya dengan kelompok, di mana kemudian dia menjadi anggota.
2.    Bukan anggota yang besikap masa bodoh, tidak menganggap kelompok sebagai reference group-nya.
3.    Bukan anggota yang tetap tidak ingin menjadi anggota, tetap menganggap suatu kelompok reference group-nya.
4.    Perbedaan antara bekas anggota dengan mereka yang bukan anggota adalah penting  karena kenyataan bahwa pada umumnya bekas-bekas anggota tidak mau menganggap bekas kelompoknya sebagai reference group-nya, oleh karena pada umumnya penanggalan keanggotaan di dasarkan pada kenyataan adanya konflik antara kepentingan – kepentingan kelompok. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan dalam nilai dan pola perilaku.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.  Membership group merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yang menjadikan ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dari perilakunya. 
   2. Langkah proses pembentukan member diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut : persepsi, motivasi, tujuan, organisasi, independensi, interaksi. 
    3. Menurut Robert. K.Merton : ada dua tipe umum reference group, yakni : tipe normatif dan tipe perbandingan

B. Saran
1. Untuk masyarakat
Jika kita masuk ke suatu member lebih baik kita jangan membeda-bedakan antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain, maupun itu anggota yang aktif terhadap klompoknya maupun yang pasif.
2. Untuk sekolah
Sebaiknya di lingkungan sekolah di adakan membership group yang benar–benar bersifat positif seperti kelompok belajar.
3. Untuk siswa
Janganlah kita mudah untuk bergabung dengan suatu kelompok atau organisasi yang belum kita tau visi, misi dan tujuannya.

Daftar Pustaka
Buku paket IPS kelas XI 2011-20012 Drs. Suwarto W.A,M.Pd dan Drs. Agus Sumali, M.M.
http://psikologikelompok-widiakomalasari.blogspot.com/2010/10/dari-robert-k.html  (di akses pada Jum’at 30-september-2011 jam 10:00)
http://www.scribd.com/dok/22146906/kelompok-sosial . (di akses pada Jum’at 30-September-2011 jam 10:00)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar